Salomo
Salomo (
bahasa Ibrani:
שְׁלֹמֹה; bahasa Ibrani Standar:
Šəlomo; bahasa Ibrani Tiberia:
Šəlōmōh, bermakna "damai";
bahasa Arab:
سليمان Sulaiman) adalah seorang putra raja
Daud, yang kemudian menjadi raja ketiga kerajaan
Israel setelah
Saul dan
Daud, ayahnya. Ibunya bernama
Batsyeba binti Eliam. Riwayat Salomo terutama diketahui dari catatan
Alkitab Ibrani atau
Perjanjian Lama di
Alkitab Kristen, yang diyakini paling lambat dilengkapi pada abad ke-4 SM, dan didukung oleh tulisan-tulisan
Yahudi,
Kristen dan
Islam. Sejumlah peninggalan arkeologis membuktikan sejumlah fakta yang disebutkan dalam catatan-catatan kuno tersebut.
Menurut
2 Tawarikh 1:
1-13 Salomo dikisahkan sebagai raja yang bijaksana. Kebijaksanaannya itu diperolehnya karena anugerah Tuhan.
Kitab Amsal,
Pengkotbah, dan
Kidung Agung dipercaya ditulis oleh Raja Salomo.
Kelahiran Salomo
Di dalam
Kitab 2 Samuel dicatat bahwa Salomo lahir di
Yerusalem[1] dan juga terdapat kisah yang melatarbelakangi kelahirannya. Raja
Daud berhubungan gelap dengan
Batsyeba, ibu Salomo, ketika perempuan itu masih menjadi istri
Uria orang Het,
salah seorang pahlawan Daud. Ketika Batsyeba hamil dari hubungan itu,
maka Daud kemudian memerintahkan agar Uria dikirimkan ke garis paling
depan dari peperangan supaya ia mati terbunuh. Setelah Uria mati dan
lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke
rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak
laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat
di mata TUHAN.
[2]
TUHAN mengutus nabi Natan kepada Daud untuk membuka kejahatan itu serta
hukuman yang akan diberikan TUHAN, sehingga Daud menyesal. Dan TUHAN
menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga
sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa
dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia
berbaring di tanah. Pada hari yang ketujuh matilah anak itu.
[3]
Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri
perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang
anak laki-laki, lalu Daud memberi nama
Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu
Yedija, oleh karena TUHAN.
[4]
Diangkat menjadi raja
Ketika
Daud telah tua dan diperkirakan tidak lama lagi usianya,
Adonia putra Daud dari istrinya, Hagit, mengangkat diri menjadi raja, dengan dukungan panglima
Yoab dan imam besar
Abyatar.
[5]
Pada acara pengangkatan menjadi raja, Adonia mempersembahkan domba,
lembu dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di
samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan
semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja; tetapi nabi
Natan, imam
Zadok,
Benaya bin Yoyada dan para pahlawan dan
Salomo, adiknya, tidak diundangnya.
[6]
Nabi Natan memberi nasehat kepada Batsyeba, ibu Salomo, agar
memberitahukan hal ini kepada Daud, yang tidak mengetahui akan hal itu,
demi menyelamatkan nyawanya serta nyawa Salomo. Maka Batsyeba menghadap
raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat tua dan Abisag,
gadis Sunem itu, melayani raja. Lalu Batsyeba berlutut dan sujud
menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang kauingini?" Lalu
perempuan itu berkata kepadanya:
- "Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu
ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di
atas takhtaku. Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi raja,
sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya. Ia telah menyembelih
banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua anak
raja dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo
tidak diundangnya. Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh
orang Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang
akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku. Nanti aku ini dan
anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat
perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya."[7]
Selagi Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan.
Diberitahukan kepada raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia menghadap
raja, lalu sujud menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah.
Natan menanyakan apakah Daud telah memutuskan Adonia menjadi
penggantinya karena pada saat yang bersamaan Adonia mengadakan pesta
pengangkatannya dengan mengundang orang-orang yang makan minum di
depannya sambil berseru: "Hidup raja Adonia!" tetapi tidak mengundang
Natan, imam Zadok, Benaya maupun Salomo. Segera setelah mendapat
kepastian dari Natan, maka Daud menyuruh memanggil Batsyeba dan di depan
mereka, Daud menegaskan keputusannya dengan bersumpah dan berkata:
- "Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala
kesesakan, pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan
kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan
menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku
menggantikan aku."
Lalu Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud
menyembah kepada raja dan berkata: "Hidup tuanku raja Daud untuk
selama-lamanya!"
[8]
Daud segera menyuruh memanggil imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin
Yoyada. Setelah mereka masuk menghadap raja, Daud memberi perintah
khusus:
- "Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke atas
bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon. Imam Zadok dan
nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel;
kemudian kamu meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo! Sesudah
itu kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan
duduk di atas takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan
aku, dan dialah yang kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda."[9]
Lalu pergilah imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin Yoyada, dengan
orang Kreti dan orang Pleti, mereka menaikkan Salomo ke atas bagal
betina raja Daud dan membawanya ke Gihon. Imam Zadok telah membawa
tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo.
Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja
Salomo!" Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil
membunyikan suling dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan
bumi terbelah oleh suara mereka.
[10]
Menurut penuturan Yonatan, putra imam Abyatar, Salomo dengan aman
duduk di atas takhta kerajaan. Pegawai-pegawai raja telah datang
mengucap selamat kepada raja Daud, dengan berkata: Kiranya Allahmu
membuat nama Salomo lebih masyhur dari pada namamu dan takhtanya lebih
agung dari pada takhtamu. Dan raja Daudpun telah sujud menyembah di atas
tempat tidurnya, dan beginilah katanya: :"Terpujilah TUHAN, Allah
Israel, yang pada hari ini telah memberi seorang duduk di atas takhtaku
yang aku sendiri masih boleh saksikan."
[11]
Tindakan-tindakan pertama sebagai raja
Terhadap Adonia
Segera setelah Salomo diangkat menjadi raja, Adonia menjadi takut
kepadanya, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah. Lalu
diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja
Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata:
Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan
membunuh hambanya ini dengan pedang." Lalu kata Salomo: "Jika ia
berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak
akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia
dibunuh." Dan raja Salomo menyuruh orang menjemput dia dari mezbah itu.
Ketika ia masuk, sujudlah ia menyembah kepada raja Salomo, lalu Salomo
berkata kepadanya: "Pergilah ke rumahmu."
[12]
Setelah Daud mati, Adonia melakukan upaya kedua kalinya untuk naik tahta dengan menghadap
Batsyeba, ibu Salomo, memintanya agar Salomo mengizinkan Adonia menikahi,
Abisag, gadis
Sunem
yang terakhir melayani Daud. Sekalipun Batsyeba memohonkannya kepada
Salomo, Salomo menolak karena memahami maksud jahat di balik permintaan
itu. Raja Salomo menjawab ibunya: :"Mengapa engkau meminta hanya Abisag,
gadis Sunem itu, untuk Adonia? Minta jugalah untuknya kedudukan raja!
Bukankah dia saudaraku yang lebih tua, dan di pihaknya ada imam Abyatar
dan Yoab, anak Zeruya?" Lalu bersumpahlah raja Salomo demi TUHAN:
"Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih dari pada itu, jika
Adonia tidak membayarkan nyawanya dengan permintaan ini! Oleh sebab
itu, demi TUHAN yang hidup, yang menegakkan aku dan mendudukkan aku di
atas takhta Daud, ayahku, dan yang membuat bagiku suatu keluarga seperti
yang dijanjikan-Nya: pada hari ini juga Adonia harus dibunuh." Lalu
raja Salomo menyerahkan hal itu kepada Benaya bin Yoyada; orang ini
memancung dia sehingga mati.
[13]
Terhadap imam Abyatar
Imam Besar Abyatar terang-terangan berpihak kepada
Adonia dan tidak kepada
Salomo. Setelah Adonia dihukum mati, maka Salomo berkata kepada imam Abyatar: "Pergilah ke
Anatot,
ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati, tetapi pada hari ini
aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah mengangkat
tabut Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau telah
turut menderita dalam segala sengsara yang diderita ayahku." Lalu Salomo
memecat Abyatar dari jabatannya sebagai imam TUHAN. Dengan demikian
Salomo memenuhi firman TUHAN yang telah dikatakan-Nya di
Silo mengenai keluarga
Eli.
[14]
Maka raja Salomo mengangkat imam Zadok menggantikan Abyatar sebagai Imam Besar.
[15]
Terhadap Yoab anak Zeruya
Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
- "Engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak
Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner
bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah
dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan
kasut kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan
janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia
orang mati."[16]
Setelah Daud mati, Salomo menggunakan kesempatan dari permintaan
Adonia untuk membunuhnya serta menyingkirkan imam Abyatar yang mendukung
Adonia. Ketika kabar kematian Adonia dan pemecatan imam Abyatar itu
sampai kepada Yoab--memang Yoab telah memihak kepada Adonia, sekalipun
ia tidak memihak kepada
Absalom--maka
larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah.
Kemudian diberitahukanlah kepada Salomo, bahwa Yoab sudah lari ke kemah
TUHAN, dan telah ada di samping mezbah. Lalu Salomo menyuruh Benaya bin
Yoyada: "Pergilah, pancung dia." Benaya masuk ke dalam kemah TUHAN serta
berkata kepadanya: "Beginilah kata raja: Keluarlah." Jawabnya: "Tidak,
sebab di sinilah aku mau mati." Lalu Benaya menyampaikan jawab itu
kepada raja, katanya: "Beginilah kata Yoab dan beginilah jawabnya
kepadaku." Kata raja kepadanya: "Perbuatlah seperti yang dikatakannya;
pancunglah dia dan kuburkanlah dia; dengan demikian engkau menjauhkan
dari padaku dan dari pada kaumku noda darah yang ditumpahkan Yoab dengan
tidak beralasan. Dan TUHAN akan menanggungkan darahnya kepadanya
sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih
baik dari padanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak
diketahui ayahku Daud, yaitu
Abner bin Ner, panglima Israel, dan
Amasa bin Yeter,
panglima Yehuda. Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada
Yoab dan keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya
dan keluarganya dan takhtanya akan mendapat selamat dari pada TUHAN
sampai selama-lamanya." Maka berangkatlah Benaya bin Yoyada, lalu
memancung dan membunuh Yoab, kemudian dia dikuburkan di rumahnya sendiri
di padang gurun.
[17] Kemudian raja Salomo mengangkat Benaya bin Yoyada menggantikan Yoab menjadi kepala tentara.
[15]
Terhadap Simei
Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
- "Juga masih ada padamu Simei bin Gera, orang Benyamin, dari Bahurim.
Dialah yang mengutuki aku dengan kutuk yang kejam pada waktu aku pergi
ke Mahanaim, tetapi kemudian ia datang menyongsong aku di sungai Yordan
dan aku telah bersumpah kepadanya demi TUHAN: Takkan kubunuh engkau
dengan pedang! Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab
engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan
kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam
dunia orang mati."[18]
Setelah Daud mati, raja Salomo menyuruh memanggil Simei, dan berkata
kepadanya: "Dirikanlah bagimu sebuah rumah di Yerusalem, diamlah di
sana, dan janganlah keluar dari sana ke mana-manapun. Sebab ketahuilah
sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan menyeberangi sungai
Kidron, pastilah engkau mati dibunuh dan darahmu akan ditanggungkan
kepadamu sendiri." Lalu berkatalah Simei kepada raja: "Baiklah demikian!
Seperti yang tuanku raja katakan, demikianlah akan dilakukan hambamu
ini." Lalu Simei diam di Yerusalem beberapa waktu lamanya. Dan sesudah
lewat tiga tahun, terjadilah bahwa dua orang hamba Simei lari kepada
Akhis bin Maakha, raja
Gat,
lalu diberitahukan kepada Simei: "Ketahuilah, kedua orang hambamu ada
di Gat." Maka berkemaslah Simei, dipelanainya keledainya, dan pergilah
ia ke Gat, kepada Akhis, untuk mencari hambanya itu. Lalu Simei pulang
dan membawa mereka dari Gat. Ketika diberitahukan kepada Salomo, bahwa
tadinya Simei pergi dari Yerusalem ke Gat dan sekarang sudah pulang,
maka raja menyuruh memanggil Simei dan berkata kepadanya: "Bukankah aku
telah menyuruh engkau bersumpah demi TUHAN dan telah memperingatkan
engkau, begini: Ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau
keluar dan pergi ke mana-manapun, pastilah engkau mati dibunuh! Dan
engkau telah menjawab: Baiklah demikian, aku akan mentaatinya. Mengapa
engkau tidak menepati sumpah demi TUHAN itu dan juga perintah yang
kuperintahkan kepadamu?" Kemudian kata raja kepada Simei: "Engkau
sendiri tahu dalam hatimu segala kejahatan yang kauperbuat kepada Daud,
ayahku, maka TUHAN telah menanggungkan kejahatanmu itu kepadamu sendiri.
Tetapi diberkatilah kiranya raja Salomo dan kokohlah takhta Daud di
hadapan TUHAN sampai selama-lamanya." Raja memberi perintah kepada
Benaya bin Yoyada, lalu keluarlah Benaya, dipancungnya Simei sehingga
mati.
[19]
Terhadap anak-anak Barzilai
Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
- "Kepada anak-anak Barzilai, orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan
kemurahan hati. Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan
dari mejamu, sebab merekapun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut
aku pada waktu aku melarikan diri dari depan kakakmu Absalom."[20]
Kebijaksanaan Salomo
Menurut keterangan dari
kitab 1 Raja-raja pasal 3, setelah Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran di
Gibeon,
Allah menampakkan diri padanya lewat mimpi dan berjanji akan
mengabulkan apapun permintaan Salomo. Salomo meminta kebijaksanaan dari
Allah untuk menimbang segala perkara dan mampu bersikap sebagai raja
yang adil bagi seluruh umat Israel. Adalah baik di mata Tuhan bahwa
Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya:
- "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak
meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan
pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan
sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu
hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada
seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun
seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu,
baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada
seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup
menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan
perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang
umurmu."[21]
Pedang Salomo
Salah satu kebijaksanaan Salomo digambarkan melalui kisah tentang dua
orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak bayi. Kedua
perempuan itu melahirkan anak, tetapi salah satunya tidak sengaja
meniduri anaknya sehingga mati. Sekarang keduanya mengaku sebagai ibu
bayi yang masih hidup. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang dan
memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan
masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang
bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia
merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia
tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan
ibu sejati bayi tersebut.
[22]
Kemasyhuran Salomo
Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan
raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa
hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.
[23]
Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat
besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga
hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala
hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada
Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada
Heman,
Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara
segala bangsa sekelilingnya. Ia menggubah 3000 amsal, dan nyanyiannya
ada 1005. Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di
gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia
berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang
binatang melata dan tentang ikan-ikan. Maka datanglah orang dari segala
bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua
raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu.
[24]
Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.
Semua raja di bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat
yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. Mereka datang masing-masing
membawa persembahannya, yakni barang-barang perak dan barang-barang
emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda dan bagal, dan begitulah
tahun demi tahun.
[25]
Kunjungan ratu negeri Syeba
Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, maka dengan
pasukan pengiring yang sangat besar dan dengan unta-unta yang membawa
rempah-rempah, banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal datanglah
ia ke Yerusalem hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Setelah ia
sampai kepada Salomo, dipercakapkannyalah segala yang ada dalam hatinya
dengan dia. Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi Salomo
tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu.
Ketika ratu negeri Syeba melihat hikmat Salomo dan rumah yang telah
didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara
pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, juru-juru minumannya dan
pakaian mereka, dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah
TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja: "Benar
juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang
hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan mereka sampai aku
datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh, setengah dari
hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi
kabar yang kudengar. Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para
pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!
Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian,
hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk
TUHAN, Allahmu! Karena Allahmu mengasihi orang Israel, maka Ia
menetapkan mereka untuk selama-lamanya, dan menjadikan engkau raja atas
mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran." Lalu diberikan kepada
raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah dan
batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah lagi ada rempah-rempah
seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu. Raja
Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya
dan yang dimintanya, melebihi yang dibawa ratu itu untuk raja. Lalu ratu
itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan
pegawai-pegawainya.
[26]
Usaha-usaha Salomo
Pembangunan Bait Allah
Pada tahun ke-480 sesudah orang Israel
keluar dari tanah Mesir,
pada tahun ke-4 sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan
Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi
TUHAN.
[27]
Pembangunan istana dan bangunan-bangunan lain di Yerusalem
- Salomo mendirikan istananya sampai 13 tahun lamanya, barulah selesai seluruh istananya itu.
- Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", 100 hasta panjangnya dan 50
hasta lebarnya dan 30 hasta tingginya, disangga oleh 3 jajar tiang kayu
aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari
atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang
disangga oleh tiang-tiang itu, 45 jumlahnya, yakni 15 sejajar. Ada pula 3
jajar jendela berbidai, jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali. Dan
semua pintu dan jendela segi empat bangunnya; jendela berhadapan dengan
jendela, 3 kali.
- Ia membuat juga Balai Saka, 50 hasta panjangnya dan 30 hasta
lebarnya, dengan di sebelah depannya sebuah balai lagi yang bertiang dan
bertangga di sebelah depannya.
- Dibuatnya juga Balai Singgasana, tempat ia memutuskan hukum, balai
pengadilan, yang ditutupi dengan kayu aras dari lantai sampai ke balok
langit-langit.
- Gedung kediamannya sendiri, di pelataran yang lain, lebih ke sebelah dalam lagi dari balai itu, adalah sama buatannya.
- Bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.
- Tembok dari semuanya ini dibuat dari batu yang mahal-mahal, yang
sesuai dengan ukuran batu pahat digergaji dengan gergaji dari sebelah
dalam dan dari sebelah luar, dari dasar sampai ke atas, dan juga dari
tembok luar sampai kepada tembok pelataran besar. Bahkan dasar
gedung-gedung itu dari batu yang mahal-mahal, batu yang besar-besar,
batu yang 10 hasta dan batu yang 8 hasta. Di bagian atas ada batu yang
mahal-mahal, berukuran batu pahat, dan kayu aras juga. Sekeliling
pelataran besar ada tembok dari 3 jajar batu pahat dan satu jajar balok
kayu aras; demikian juga sekeliling pelataran dalam rumah TUHAN dan
balainya.[28]
Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang
didirikannya baginya, karena katanya: "Tidak boleh seorang isteriku
tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah
dimasuki tabut TUHAN adalah kudus."[29] Setelah lewat 20 tahun selesailah Salomo mendirikan rumah TUHAN dan istananya sendiri.[30]
Kota-kota lain
Maka Salomo memperkuat kota-kota yang diberikan Huram, raja Tirus,
kepadanya, dan menyuruh orang Israel menetap di sana. Lalu Salomo pergi
ke Hamat-Zoba dan menaklukkannya. Kemudian ia memperkuat Tadmor di
padang gurun dan semua kota perbekalan yang didirikannya di Hamat. Ia
memperkuat juga Bet-Horon Hulu dan Bet-Horon Hilir menjadi kota kubu
yang bertembok, berpintu gerbang dan berpalang, dan juga Baalat, dan
segala kota perbekalan kepunyaan Salomo, segala kota tempat kereta,
kota-kota tempat orang berkuda dan apa saja yang Salomo ingin
mendirikannya di Yerusalem, atau di gunung Libanon, atau di segenap
negeri kekuasaannya. Semua orang yang masih tinggal dari orang Het,
orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, yang tidak
termasuk orang Israel, yakni keturunan bangsa-bangsa yang masih tinggal
di negeri itu dan yang tidak dibinasakan oleh orang Israel, merekalah
yang dikerahkan Salomo untuk menjadi orang rodi; demikianlah mereka
sampai hari ini. Tetapi orang Israel tidak ada yang dijadikan budak oleh
Salomo untuk pekerjaannya, melainkan mereka menjadi prajurit, atau
perwira pasukan berkuda, atau panglima atas pasukan kereta dan pasukan
berkuda. Dan inilah pemimpin-pemimpin umum raja Salomo: 250-550 orang
yang memerintah rakyat.
[31]
Ibadah di Bait Suci
Lalu Salomo mempersembahkan korban-korban bakaran bagi TUHAN di atas
mezbah TUHAN yang didirikannya di depan balai Bait Suci, sesuai dengan
apa yang menurut perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap
hari, yakni pada hari-hari
Sabat, pada bulan-bulan baru, dan 3 kali setahun pada hari-hari raya: pada
hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya
Tujuh Minggu dan pada hari raya
Pondok Daun.
Dan menurut peraturan Daud, ayahnya, ia menetapkan rombongan para imam
dalam tugas jabatan mereka, dan orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan
puji-pujian dan menyelenggarakan ibadah di hadapan para imam, setiap
hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu, dan juga penunggu-penunggu
pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang. Karena
demikianlah perintah Daud, abdi Allah. Mereka tidak menyimpang dari
perintah raja mengenai para imam dan orang-orang Lewi dalam perkara
apapun, juga mengenai perbendaharaan. Maka terlaksanalah segala
pekerjaan Salomo, dari hari dasar rumah TUHAN diletakkan sampai kepada
hari rumah itu selesai. Dengan demikian selesailah sudah rumah TUHAN.
Kemudian Salomo pergi ke Ezion-Geber dan ke Elot, yang letaknya di tepi
laut, di tanah Edom. Dengan perantaraan anak buahnya Huram (raja
Tirus)
mengirim kapal-kapal kepadanya dan anak buah yang tahu tentang laut.
Bersama-sama anak buah Salomo mereka sampai ke Ofir dan dari sana mereka
mengambil 450 talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo.
[32]
Lagipula hamba-hamba Huram dan hamba-hamba Salomo, yang membawa emas
dari Ofir, membawa juga kayu cendana dan batu permata yang mahal-mahal.
Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi tangga-tangga untuk rumah
TUHAN dan istana raja, dan juga menjadi kecapi dan gambus untuk para
penyanyi. Hal seperti itu tidak pernah kelihatan sebelumnya di tanah
Yehuda.
[33]
Kemegahan Salomo
Raja Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat
sampai negeri orang Filistin dan sampai ke tapal batas Mesir. Mereka
menyampaikan upeti dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya.
[34]
Ia membuat banyaknya emas dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan
banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah
Bukit.
[35]
Persediaan makanan sehari
Adapun persediaan makanan yang diperlukan Salomo untuk sehari ialah
tiga puluh kor tepung yang terbaik dan enam puluh kor tepung biasa,
epuluh ekor lembu gemukan dan dua puluh lembu gembalaan dan seratus ekor
domba, belum terhitung rusa, kijang, rusa dandi dan gangsa piaraan,
sebab ia berkuasa atas seluruh tanah di sebelah sini sungai Efrat, mulai
dari Tifsah sampai ke Gaza, dan atas semua raja di sebelah sini sungai
Efrat; ia dikaruniai damai di seluruh negerinya, sehingga orang Yehuda
dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon
anggur dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo.
[36]
Kuda dan keretanya
Salomo mengumpulkan kereta-kereta dan orang-orang berkuda, sehingga
ia mempunyai 1400 kereta dan 12000 orang berkuda dengan 4000 kandang
untuk kuda-kudanya dan kereta-keretanya, yang semuanya ditempatkan dalam
kota-kota kereta dan dekat raja di
Yerusalem.
[37]
Dicatat ia mempunyai kuda 40000 kandang untuk kereta-keretanya. Dan
para kepala daerah itu menjamin makanan raja Salomo serta semua orang
yang ikut makan dari meja raja Salomo. Mereka membawanya masing-masing
dalam bulan gilirannya dengan tidak mengurangi sesuatu apapun. Jelai dan
jerami untuk kuda-kuda biasa dan kuda-kuda teji dibawa mereka ke tempat
yang semestinya, masing-masing menurut tanggungannya.
[38] Kuda untuk Salomo didatangkan dari Misraim dan dari Kewe dan dari segala negeri.
[39]
Saudagar-saudagar raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. Sebuah
kereta yang didatangkan dari Misraim berharga sampai 600 syikal perak,
dan seekor kuda sampai 150 syikal; dan begitu juga melalui mereka
dikeluarkan semuanya itu kepada semua raja orang Het dan kepada
raja-raja Aram.
[40]
Penghasilan dan kekayaan
Adapun berat emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah
seberat 666 talenta, belum terhitung yang dibawa oleh saudagar-saudagar
dan pedagang-pedagang; juga semua raja Arab dan bupati-bupati di negeri
itu membawa emas dan perak kepada Salomo.
[41]
Raja Salomo membuat 200 perisai besar dari emas tempaan, 600 syikal
emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; ia membuat juga 300
perisai kecil dari emas tempaan, 300 syikal emas (=3 mina emas)
dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di
dalam gedung "Hutan Libanon".
[42]
Juga Salomo membuat takhta besar dari gading, yang disalutnya dengan
emas murni (=emas tua). Takhta itu enam tingkatnya, dan tumpuan kakinya
dari emas, yang dipautkan pada takhta itu, dan pada kedua sisi tempat
duduk ada kelek-kelek. Di samping kelek-kelek itu berdiri dua singa,
sedang dua belas singa berdiri di atas keenam tingkat itu
sebelah-menyebelah; belum pernah diperbuat yang demikian bagi sesuatu
kerajaan.
[43]
Segala perkakas minuman raja Salomo dari emas dan segala barang di
gedung "Hutan Libanon" itu dari emas murni; perak tidak dianggap
berharga pada zaman Salomo. Sebab raja mempunyai kapal-kapal yang
berlayar ke Tarsis bersama-sama dengan orang-orang Huram; dan sekali 3
tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas dan perak serta gading;
juga kera dan burung merak.
[44]
Akhir pemerintahan Salomo
Ada sisi gelap pada masa pemerintahan Salomo.
[45] Dalam
kitab 1 Raja-Raja diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah, antara lain
Yerobeam bin Nebat
yang merasa tidak puas dengan Salomo dan melarikan diri ke Mesir.
Masalah lainnya adalah cara Salomo memerintah kerajaannya, ia mempunyai
700 isteri dan 300 gundik dari negera-negara asing dan membawa
ilah-ilahnya masing-masing.
[45]
Juga Salomo pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang
membuatnya jatuh ke dalam dosa. Di akhir kepemimpinannya, Salomo
mendapatkan banyak pemberontakan-pemberontakan dari negeri-negeri
tetangga Israel.
[46]
Kesesatan Salomo
Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun
ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,
padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang
Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah
bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu
kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka
dengan cinta. Ia mempunyai 700 isteri dari kaum bangsawan dan 300
gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada
waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya
kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut
kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo
mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa
kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti
Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi
Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur
Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian
juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang
mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah
mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab
hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua
kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya
dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia
tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN
kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak
berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah
Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan
itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu
hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari
tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu
tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan
kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang
telah Kupilih."
[47]
Lawan-lawan Salomo
Kemudian TUHAN membangkitkan lawan-lawan Salomo, yakni:
- Hadad, orang Edom; keturunan raja Edom. Sesudah Daud memukul kalah
orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan orang-orang yang mati
terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; 6 bulan lamanya Yoab
diam di sana dengan seluruh Israel, sampai dilenyapkannya semua
laki-laki di Edom. Tetapi Hadad melarikan diri bersama-sama dengan
beberapa orang Edom dari pegawai-pegawai ayahnya, dan mengungsi ke
Mesir; adapun Hadad itu masih sangat muda. Mereka berangkat dari Midian,
lalu sampai ke Paran; mereka membawa beberapa orang dari Paran, lalu
mereka sampai ke Mesir kepada Firaun, raja Mesir. Ia ini memberikan
rumah kepada Hadad, menentukan belanjanya dan menyerahkan sebidang tanah
kepadanya. Hadad demikian disayangi Firaun, sehingga diberikannya
kepadanya seorang isteri, yakni adik isterinya sendiri, adik permaisuri
Tahpenes. Lalu adik Tahpenes itu melahirkan baginya seorang anak
laki-laki, Genubat namanya, dan Tahpenes menyapih dia di istana Firaun,
sehingga Genubat ada di istana Firaun di tengah-tengah anak-anak Firaun
sendiri. Ketika didengar Hadad di Mesir, bahwa Daud telah mendapat
perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya dan bahwa panglima Yoab
sudah mati juga, maka berkatalah Hadad kepada Firaun: "Biarkanlah aku
pergi ke negeriku." Lalu bertanyalah Firaun kepadanya: "Tetapi
kekurangan apakah engkau padaku ini, maka engkau tiba-tiba berniat pergi
ke negerimu?" Jawabnya: "Aku tidak kekurangan apapun, namun demikian,
biarkanlah juga aku pergi."[48]
- Rezon bin Elyada, yang telah melarikan diri dari tuannya, yakni
Hadadezer, raja Zoba. Ia mengumpulkan orang-orang, lalu menjadi kepala
gerombolan. Ketika Daud hendak membunuh mereka, maka pergilah mereka ke
Damsyik; mereka diam di sana dan di situlah mereka mengangkat Rezon
menjadi raja. Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang umur Salomo; ia
mendatangkan malapetaka sama seperti Hadad. Ia muak akan orang Israel
dan menjadi raja atas Aram.[49]
- Yerobeam bin Nebat,
seorang Efraim dari Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua,
seorang janda, memberontak terhadap raja. Inilah alasannya, mengapa ia
memberontak terhadap raja: Salomo mendirikan Milo, dan ia menutup
tembusan tembok kota Daud, ayahnya. Yerobeam adalah seorang tangkas;
ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja,
maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan
Yusuf. Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, nabi Ahia,
orang Silo itu, mendatangi dia di jalan dengan berselubungkan kain
baru. Dan hanya mereka berdua ada di padang. Ahia memegang kain baru
yang di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; dan ia
berkata kepada Yerobeam:
"Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah
Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan
Salomo dan akan memberikan kepadamu 10 suku. Tetapi satu suku akan tetap
padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang
Kupilih itu dari segala suku Israel. Sebabnya ialah karena ia telah
meninggalkan Aku dan sujud menyembah kepada Asytoret, dewi orang Sidon,
kepada Kamos, allah orang Moab dan kepada Milkom, allah bani Amon, dan
ia tidak hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dengan melakukan apa yang
benar di mata-Ku dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan
peraturan-Ku, seperti Daud, ayahnya. Bukan dari tangannya akan Kuambil
seluruh kerajaan itu; Aku akan membiarkan dia tetap menjadi raja seumur
hidupnya, oleh karena hamba-Ku Daud yang telah Kupilih dan yang tetap
mengikuti segala perintah dan ketetapan-Ku. Tetapi dari tangan
anaknyalah Aku akan mengambil kerajaan itu dan akan memberikannya
kepadamu, yakni sepuluh suku. Dan kepada anaknya akan Kuberikan satu
suku, supaya hamba-Ku Daud selalu mempunyai keturunan di hadapan-Ku di
Yerusalem, kota yang Kupilih bagi-Ku supaya nama-Ku tinggal di sana.
Maka engkau ini akan Kuambil, supaya engkau memerintah atas segala yang
dikehendaki hatimu dan menjadi raja atas Israel. Dan jika engkau
mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan
yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap
mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan
oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan
membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh seperti yang Kubangunkan
bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu. Dan untuk itu
Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya." Lalu
Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam bangkit dan
melarikan diri ke Mesir, kepada Sisak, raja Mesir, dan di Mesirlah ia
tinggal sampai Salomo mati.
[50]