Ada Planet Alien Raksasa di Pusat Galaksi Kita
Rabu, 30 Oktober 2013 | 17:01 WIB
ESO Pusat Bimasakti berbentuk seperti kacang bila dilihat dari samping.
KOMPAS.com — Tim astronom menemukan planet alien
raksasa berukuran empat kali Yupiter, planet terbesar di Tata Surya, di
wilayah pusat galaksi Bimasakti yang sering disebut "Milky Way bulge".
Planet alien itu ditemukan dengan metode yang disebut gravitational microlensing.
Dengan metode itu, astronom memanfaatkan dua bintang yang terletak
segaris dari sudut pandang Bumi serta menggunakan salah satunya sebagai
lensa untuk memperbesar cahaya dari bintang yang jauh.
Dengan
teknik tersebut, ditambah dengan adanya distorsi cahaya, astronom bisa
menemukan planet-planet yang mengitari sebuah bintang, memperkirakan
ukurannya, sekaligus jaraknya, apakah berada di zona yang tepat untuk
mendukung kehidupan.
Planet alien di pusat Bimasakti yang
ditemukan kali pertama ini masih disebut dengan kodenya, yakni
MOA-2011-BLG-293Lb atau belum dinamai. Meski demikian, astronom berhasil
menguak beberapa fakta tentangnya.
Astronom, seperti diberitakan Physorg,
Kamis (17/10/2013), mengungkapkan bahwa planet itu berada di zona layak
huni. Namun, manusia tak bisa berharap menghuninya sebab planet itu
ternyata planet gas raksasa.
Temuan ini merupakan temuan planet
alien pertama di zona layak huni di pusat Bimasakti. Planet ini berjarak
sekitar 25.000 tahun cahaya dari Bumi. Sementara itu, jarak planet dari
bintangnya adalah 164,5 juta kilometer.
Penelitian yang
membuahkan penemuan planet alien ini dipimpin oleh V Battista dari
Departemen Astronomi di University of Ohio. Planet alien sendiri bukan
dimaknai sebagai planet milik alien, melainkan planet yang letaknya di
luar Tata Surya.
Rahasia Black Hole Raksasa di Pusat Bima Sakti
Para astronom sejak awal menduga sudah ada ledakan di masa lampau dari black hole yang kini nampak tidur itu.
Dua juta tahun lalu, black hole super besar ada di pusat galaksi kita dan 100 kali lebih kuat dibanding saat ini. (Ilustrasi oleh Dana Berry, SkyWorks Digital/NASA)
Selama bertahun-tahun, astronom bingung mengapa black hole raksasa (
supermassive black hole
-SMBH) di pusat Bima Sakti tidak lagi aktif. Dari studi terbaru,
jawaban dari kebingungan ini ternyata sangatlah sederhana: kita tidak
berada di waktu yang tepat.
"Jika kita ada dua juta tahun lalu
untuk melihatnya, mungkin situasinya jadi berbeda," jelas pendamping
penulis studi penelitian ini, Philip Maloney, dari University of
Colorado, Boulder, AS, Selasa (24/9). Kala dua juta tahun lalu,
kemungkinan besar black hole di Bima Sakti tersebut sepuluh kali lebih
terang.
Bukti "jejak fosil"Para astronom
sejak awal menduga sudah ada ledakan di masa lampau dari black hole yang
kini nampak tidur itu. Tapi baru sekarang mereka meyakini dugaan itu
setelah ditemukan adanya "jejak fosil" makanan terakhir dari black hole
tersebut.
Teori tim astronom yang berasal dari ragam negara ini
merujuk pada filamen gas, mayoritas hidrogen, yang disebut Arus
Magellanic. Ia terlihat mengikuti dua galaksi kecil yang berada di
belakang Bima Sakti: awan Magellanic besar dan awan Magellanic kecil.
Maloney
yakin adanya energi kuat yang terpancar dari SBMH dua juta tahun lalu
dan menabrak arus ini. Membuat kandungan gas hidrogennya berion dan
menyala, mirip dengan pancaran aurora yang kita lihat di Bumi.
Ionisasi
Arus Magellanic inilah yang membuat para peneliti bertanya-tanya sejak
ia ditemukan dua dekade silam. "Tidak ada pihak yang berhasil
menunjukkan model yang tepat untuk menjelaskan ionisasi ini," kata
Maloney.
Maloney dan timnya menduga bahwa arus yang berpendar ini
mungkin adalah jejak fosil dari erupsi SMBH sekitar dua juta tahun lalu.
Jumlah energi, orientasi yang diperkirakan, termasuk masa pendinginan
arus ini, sesuai dengan model yang disampaikan.
Ledakan berikutnya?Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah mungkin akan ada erupsi berikutnya? Kapankah itu?
Sinar
infra merah dan satelit dengan teknologi X-Ray mampu mengintip ke pusat
dari galaksi kita dan mendeteksi radiasi dari region sekitar black
hole. Mereka yakin banyak awan gas yang kini mengorbit pada SMBH dan
mungkin saja memicu ledakan di masa depan.
"Mereka sudah memantu
sebuah awan dan memprediksi itu akan jatuh ke dalam black hole di satu
titik tahun depan. Meski demikian, jumlah materialnya akan lebih sedikit
dibanding dengan event yang membuat arus itu berpendar," jelas
pendamping penulis studi, Greg Madsen, astronom dari University of
Cambridge. Hasil penelitian ini sudah disetujui untuk diterbitkand dalam
Astrophysical Journal.
2 Black Hole Besar Ditemukan di Pusat Galaksi
Sebuah galaksi yang diketahui memiliki black hole raksasa ternyata punya dua black hole.
Sabtu, 11 Juni 2011 11:53
Oleh :
Muhammad Firman
Black hole atau lubang hitam kembar yang ditemukan di galaksi Markarian 739. (space.com)
VIVAnews - Dari
sebuah penelitian lebih lanjut, astronom mendapati bahwa Markarian 739,
sebuah galaksi yang berjarak sekitar 425 juta tahun cahaya dari Bumi ke
arah konstelasi Leo memiliki tidak cuma satu black hole raksasa,
melainkan dua buah black hole di pusat galaksi itu.
Kehadiran galaksi kedua ini terdeteksi oleh satelit Swift dam Chandra X-Ray Observatory milik NASA.
Meski
kedua lubang hitam itu berada di pusat galaksi, keduanya terpisah
dengan jarak sekitar 11 ribu tahun cahaya atau sekitar sepertiga jarak
tata surya kita dengan pusat galaksi Bima Sakti. Sebagai gambaran, satu
tahun cahaya berjarak sekitar 10 triliun kilometer.
Kedua black
hole yang ditemukan itu juga merupakan black hole yang sangat aktif dan
masuk ke dalam klasifikasi ‘supermassive’ yang artinya, masing-masing
memiliki massa yang sama dengan jutaan atau bahkan miliaran kali lipat
massa bintang seperti Matahari kita.
Padahal, black hole biasa
yang terbentuk akibat hancurnya bintang raksasa hanya berukuran 10
sampai 20 kali lipat dibandingkan dengan massa Matahari.
“Di
pusat sebagian besar galaksi raksasa, termasuk Bima Sakti, berada sebuah
supermassive black hole yang memiliki bobot jutaan kali lipat
dibandingkan dengan massa Matahari,” kata Michael Koss, peneliti dari
NASA, seperti dikutip dari Space, 11 Juni 2011. “Sebagian di antaranya
memancarkan radiasi miliaran kali lebih besar dibanding energi
Matahari,” ucapnya.
Namun demikian, Koss menyebutkan, meski supermassive black hole merupakan fenomena yang umum yang hadir di pusat galaksi, tidak semua black hole memancarkan energi radiasi yang disebut dengan ‘active galactic nuclei (AGN).
“Dengan demikian, mendapatkan sebuah black hole raksasa yang aktif
sangat langka. Apalagi menemukan dua buah black hole raksasa dalam satu
galaksi,” ucapnya.
Astronom menduga bahwa sepasang supermassive black hole ini terbentuk saat ada galaksi yang hancur.
“Jika dua buah galaksi saling bertabrakan, dan masing-masing memiliki sebuah supermassive black hole,
ada kemungkinan bahwa kedua black hole menjadi aktif sebagai AGN,” kata
Richard Mushotzky, peneliti lain dari University of Maryland. (umi)
Planet Bumi dan Bintang Terbesar Di Galaksi Bima Sakti (VIDEO)
Di
Galaksi Bima Sakti,
Planet Bumi adalah tempat yang paling ideal untuk hidup, tapi berapa
banyak yang benar-benar tahu tentang lingkungan galaksi kita.
Tentu, semua orang tahu beberapa
fakta menarik tentang astronomi
di sana-sini, tapi dapat dijamin bahwa cuma sedikit saja yang
diketahui. Galaksi Bima Sakti tempat kita hidup di dalamnya adalah
misteri besar bagi banyak manusia.
Apa yang bisa dilihat dari Bumi hanya sebagian kecil dari jumlah bintang
di Galaksi Bima Sakti. Perkiraan terbaik menurut ilmu pengetahuan
adalah bahwa di Galaksi Bima Sakti saja ada sekitar 200 - 400 miliar
bintang-bintang. Matahari adalah salah satu bintang, seperti bola panas
gas bercahaya di jantung sistem tata surya kita. Tanpa energi intens
matahari dan panasnya, kehidupan di bumi akan sangat sulit. Ada miliaran
bintang seperti matahari tersebar di seluruh galaksi Bima Sakti.
Terima kasih kepada Galileo Galilei yang menemukan teleskop pertamanya sehingga bisa melihat
Galaksi Spektakuler tempat tinggal kita yang bernama Milky way Galaxy, atau di Indonesia dinamakan Galaksi Bima Sakti.
Galaksi adalah tempat yang luas, memiliki sistem gravitasi terikat yang
terdiri dari bintang-bintang, sisa-sisa bintang, dan sistem antar
bintang dari gas dan debu, dan dihipotesiskan, komponen penting tapi
kurang dipahami disebut materi gelap.
Bagian tengah Galaksi Bima Sakti sangat sulit untuk dilihat, meskipun
memakai teleskop tercanggih sekalipun, karena awan gas dan debu raksasa
menghalangi pandangan. Para ilmuwan berpikir, bahwa Bagian Tengah
Galaksi mengandung sebuah lubang hitam supermasif (
Supermassive Black Hole) yang menelan segala sesuatu yang melewati terlalu dekat dengannya, bahkan cahaya pun ditelannya.
Di dalam Galaksi Bima Sakti terdapat Sistem Tata Surya Antar Bintang,
kemudian di dalam Sistem Antar Bintang ini terdapat Solar System, atau
dikenal dengan nama Sistem Tata Surya, dan di dalam tata surya terdapat
Bumi yang dikenal sebagai rumah manusia, salah satu makhluk paling
cerdas di Galaksi :)
Perbandingan Planet Merkurius, Mars, Venus, Bumi (Planet Bumi Cukup besar disini - ini termasuk dalam tata surya)
Perbandingan Planet Bumi dengan Neptunus, Uranus, Saturnus, Jupiter (Bumi terlihat kecil, Jupiter yang lebih besar - ini pun termasuk dalam tata surya)
Perbandingan Planet Jupiter dengan Wolf 359, Matahari dan bintang Sirius (Maka Jupiter terlihat kecil, Bintang Sirius lebih besar)
Perbandingan Sirius dengan Pollux, Arcturus, Aldebaran
Perbandingan Aldebaran dengan Rigel, Antares, Betelgeuse
Perbandingan Betelgeuse dengan Mu Cephei, VV Cephei A, VY Canis Majoris
VY Canis Majoris termasuk
"Hyper Giant Star"...
kelilingnya konon kira-kira hampir 3 Milyar kilometer, Kalo
dibandingkan dengan Matahari.. Matahari gak keliatan, biar keliatan
harus diperbesar pake "Kaca Pembesar". Jika Pesawat terbang dengan
kecepatan 900 km/jam mengelilingi Bintang ini, maka membutuhkan waktu
1100 tahun hanya untuk 1 kali putaran.
Credit: General Public License / Mysid / Wikimedia
Tapi jika bintang VY Canis Majoris ini dikira besar, itu belum sebanding
dengan bintang2 lain di galaxy yg lain. VY Canis Majoris hanya seperti
titik di dalam Galaksi Bima Sakti (Milkyway Galaxy), itu pun harus
diperbesar pake "Kaca Pembesar".
Tambahan: NML Cygni atau V1489 Cygni adalah "red hypergiant star" salah satu yang termasuk Bintang Terbesar Yang Dikenali, dan mungkin saja masih ada yang lebih besar lagi yang belum ditemukan.
Lihat Video Salah Satu Yang Termasuk Bintang Terbesar Di Galaksi Bima Sakti
(Mudah-mudahan Video
ini dapat menggugah Hati, Terima Kasih kepada yang telah meng-upload).
Jika tidak muncul, halaman direfresh (atau tekan F5), jika internet
lambat setting change quality 240p
Luasnya Ukuran dari diameter Galaksi Bima Sakti kira-kira 100.000 -
120.000 tahun cahaya, terdiri dari kira-kira sebanyak 200-400 milliar
bintang-bintang, Sedangkan jarak Matahari ke Pusat Galaksi Bima Sakti
kira-kira 26.000-28.000 tahun cahaya. Matahari (dan planet dalam tata
surya) membutuhkan waktu sekitar 200 juta tahun untuk satu kali putaran
mengelilingi Galaksi.
1 tahun cahaya = 9,4 x 1.000.000.000.000 km = atau dibulatkan
sekitar 10.000.000.000.000 km (ini hanya perjalanan satu tahun cahaya)
Galaksi terbesar yang pernah diamati oleh astronom yaitu Galaksi IC 1101 adalah
Galaksi Terbesar Di Ruang Angkasa.
Galaksi ini disebut "supergiant elleptical Galaxy", mempunyai diameter
kira-kira 6 juta tahun cahaya, yang didalamnya terdiri dari unsur-unsur
kebanyakan materi gelap dan bintang2 sebanyak kira-kira 100 trilliun
bintang. Adalah lebih besar 50 kali lipat dari Galaksi Bima Sakti (Milky
way Galaxy) dan 2000 kali lebih massive.
Tapi janganlah mengira Galaksi IC 1101 sudah besar ukurannya, bahwa
Galaksi ini hanyalah seperti sebuah titik dari milliaran atau triliunan
Galaxy (atau tidak dapat dipetakan jumlahnya oleh astronom) di seluruh
Alam Semesta.
Ilmuwan belum mengetahui dimana "tengah" atau "ujung" dari seluruh alam
semesta, belum ada titik acuan tertentu yang dapat digunakan untuk
lokasi keseluruhan alam semesta. Ada spekulasi bahwa semesta Galaksi
Bima Sakti kita hanya satu dari triliunan tak terhitung jumlahnya dalam
multiverse yang lebih besar.
Pikirkan tentang bumi, Lautan, Gunung, Hutan, jutaan bentuk kehidupan,
Petir, Salju, Sejarah, termasuk peradaban masa lalu dan dinosaurus.
Sekarang perhatikan bahwa setidaknya ada 10 triliun sistem planet yang
ada di Galaksi Bima Sakti ini. Perhatikan "setidaknya" terdapat
10.000.000.000.000 dan Bumi adalah "1" diantaranya.
Tambahkan kemungkinan ada berbagai dimensi, atau bahkan tak terbatas,
yang berarti suatu kehidupan bisa ada di planet seperti Bumi tanpa kita
sadari, dan sifat perjalanan waktu dan interaksi dengan gaya gravitasi
seperti lubang hitam yang misterius, dan konsep melebihi kemampuan
pikiran manusia untuk memahami. Disinilah makhluk yang paling sempurna
sebaiknya menyadari tujuannya diciptakan.