Proses terbentuknya bintang.
"Gimana seeh proses pembentukan sebuah bintang? Apa aja bahan adonannya? koq bisa kinclong-kinclong?" tanya adik tetangga sebelah rumah (kakaknya cakep seeh).
Sebuah bintang lahir di sebuah kawasan yang biasa disebut nebula, suatu kawasan seperti awan yang terdiri dari molekul-molekul unsur gas seperti Hidrogen, Oksigen, Nitrogen dan lain-lain.
Ada beberapa pendapat sering jadi rujukan mengenai asal muasal kabut gas ini:
1. Terbentuk ketika alam semesta lahir
2. Unsur yang dilemparkan oleh bintang yang meledak
Apapun asalnya, kandungan molekul yang terbanyak adalah karbon dan hidrogen sertaaaaaaaa~~~.... debu. Lho, koq? Debu bhuaaanyak di luar angkasa, begitu tebal sampe bisa ngalangin cahaya. Awal proses pembentukan bintang;seperti biasa, biangnya adalah gravitasi. Baik itu gravitasi yang timbul dalam awan molekul (interaksi antar molekul) sehingga kedua molekul akan saling mengorbit. makin banyak molekul yang terlibat, makin besar gravitasi yang timbul.
Gravitasi tak langsung yang berasal dari luar, antara lain disebabkan oleh:
1. Hembusan angin sepoi-sepoi dari bintang yang ada disekitarnya (bow shock)
2. Semburan jet dari black hole yang mendorong kumpulan awan gas yang ada disekelilingnya (sama kayak kalo kita niup asap, pasti ada yang terbangnya muter-muter)
Naaaaaah... ketika gravitasi mulai menarik semakin banyak molekul, mereka akan saling kejedot dan bergesekan (kayak kalo kita ririungan saat nonton konser Trio Macan) sehingga menimbulkan panas. Panas tersebut ngomporin elektron dan atom lain untuk semakin bergairah untuk beraksi, sesuai teori Mbah kakung Einstein, E=MC2
Yang harus kita ingat adalah peristiwa ini skalanya bukan satu-dua ember kubik lho yaaa....
Tahap berikutnya adalah ketika jumlah Hidrogen sudah mencukupi untuk memulai pembakaran dan menyokong teras yang terbentuk akibat bertumpuknya gas di bagian luar bintang. Cahaya (dalam berbagai macam panjang gelombang) mulai dipancarkan ketika kompor nuklir bintang sudah aktif, dan rotasi bintang menyebabkan efek sentrifugal dan meniup materi-materi yang ringan menjauh. yang unik dari foto ini adalah jet kembar seperti yang disemburkan black hole. Tapi ini jarang-jarang hlooooh...
Hidrogen adalah bahan bakar utama tiap bintang. Tapi, segedhe apapun tangkinya, sebanyak apapun simpenan bahan bakarnya, satu saat akan habis. Bintang akan mencari bahan bakar lainnya supaya bisa tetap ngebul saat krisis. Kompor nuklirnya begitu efisien dan kreatif, hingga residu fusi masih bisa digunakan.
Life fast, die young. Makin cemerlang suatu bintang, makin boros kompornya, makin cepet kena krisis bahan bakar dan makin cepat bangkrut. Helium menghasilkan karbon dan karbon masih bisa diberdayakan dan menghasilkan besi. Proses perubahan dari karbon sampai menjadi besi terjadi dalam waktu kurang lebih 500-600 tahun, tergantung besar dan massa bintang.
Naaaah, jika inti bintang udah jadi besi, gak bisa diapa-apain lagi (kecuali kalo dibawa ke bumi, dikiloin bisa laku kali yaa?)
Ketika kompor fusi udah brenti ngebul, maka gak ada lagi tenaga buat nahan lapisan teras sehingga lapisan tersebut rontok/nyusruk/nyungsep ke dalam dengan kecepatan hampir 100.000 km/d akibat gravitasi.
Rontokan puing tersebut menimbulkan tekanan mendadak yang sangat besar dan karena inti sudah menjadi logam, puing tersebut mental balik ke arah luar, nyundul bagian terluar sehingga bintang tersebut njebluk yang kita sebut nova. Kalo meledaknya gebyar-gebyar banget, namanya supernova.
Misteri Terbentuknya Bintang Pertama di Alam Semesta

Ilustrasi artis yang membayangkan pembentukan awal dari alam semesta (space.com)
VIVAnews - Astronom masih berusaha keras untuk menguak misteri, bagaimana bintang pertama kali terbentuk dalam alam semesta ini.Pembentukan itu, diakui astronom sebagai suatu hal yang kompleks dan membingungkan. Namun, peneliti berharap ada kemajuan dalam penelitian seiring meningkatnya kualitas teleskop dan model komputer baru, melansir Space.com, 1 Juli 2013.
"Sangat banyak pertanyaan kontroversial mengawali ide bagaimana awal pembentukan bintang," kata astronom Mordecai-Mark Mac Low dari American Museum of Natural History, New York, dalam tulisannya di Jurnal Science. "Dan, itu adalah salah satu yang penting."
Suatu waktu di masa lampau, para ilmuwan percaya, di alam semesta ini tidak ada bintang sama sekali. Alam semesta hanya berupa hamparan gas yang seragam.
Diperkirakan, dalam kisaran 3,8 miliar tahun yang lalu, bintang pertama mulai terbentuk, 6,2 miliar tahun setelah Big Bang terjadi sekitar 10 miliar tahun silam.
Saat itu, bintang yang terbentuk diyakini 10 kali lipat lebih besar dari tingkat pembentukan bintang saat ini.
Gas hilang, muncul bintang
Namun, ilmuwan tetap merasa kesulitan untuk mendalami bagaimana proses pembentukan awal bintang, mengingat wajah alam semesta saat itu sangat berbeda.
Alam semesta jauh lebih padat, dengan materi yang dikemas lebih erat satu sama lain. Kondisi itu memudahkan gas untuk runtuh pada gravitasi alam semesta dan memicu penggabungan nuklir.
Setelah itu, alam semesta mengubah bintang, yakni membubarkan seluruh elemen bintang hingga terpecah.
"Tanpa bintang, Anda tidak memiliki logam, tidak ada unsur yang lebih berat dari unsur kimia helium atau lithium, dan tidak ada unsur-unsur yang Anda butuhkan untuk hidup," jelas Mac Low. "Karbon, nitrogen, dan oksigen, kesemua senyawa itu hanya terbentuk dalam bintang."
Munculnya elemen-elemen itu di alam semesta mengubah kondisi pembentukan bintang, dan berdampak pada pendinginan serta meruntuhkan gas.
Terkendala teknologi
Di sisi lain, ilmuwan meyakini pembentukan bintang purba atau bintang masa terawal berbeda dengan pembentukan bintang saat ini.
Sayang, alasan ilmuwan itu terkendala simulasi komputer yang masih terbatas, tidak mampu menelusuri detail apa yang terjadi pada masa miliaran tahun lampau itu.
Tapi, dalam waktu dekat, akan muncul model simulasi dan super komputer yang lebih baik. Dari sisi pengamatan, ilmuwan berharap peralatan baru dapat menjelaskan gambaran awal pembentukan bintang.
No comments:
Post a Comment