tv

Read more: http://www.indosoftgame.blogspot.com/2012/07/cara-memasang-tv-online-di-blogger.html#ixzz3UbjuB2UW Under Creative Commons License: Attribution Follow us: @BangProHi on Twitter | IndoSoftGame on Facebook

Sunday, 30 November 2014

Cerpen Impian



TERIMAKASIH
Namaku Septian Alfaro biasa dipanggil Al. Umurku 13 tahun. Asalku dari Yogyakarta. Kini Aku tinggal bersama Ibu dan Kakekku. Ayahku telah lama meninggal. Sejak kecil Aku memang tak mengenal sesosok Ayah, karena Ayahku telah meninggal sejak Aku baru berumur 3 tahun. Ibuku bekerja sebagai karyawan disebuah kantor. Sedangkan Kakekku seorang pensiunan PNS. Walaupun keluarga kami tak selengkap dulu, tapi kami sangat merasa sangat bahagia.
Selain itu Aku juga mempunyai seorang sahabat. Ia bernama Erlangga. Kami sudah lama bersahabatan. Dia memang tidak seperti orang biasa yang bisa kesana kemari berjalan dan berlari. Ia hanya dapat bergantung di kursi rodanya. Ia tak dapat berjalan karena ia pernah mengalami kecelakaan saat bermain sepak bola.Kami satu sekolahan. Kami berasal dari keluarga yang berbeda. Aku dan keluargaku adalah keluarga yang sangat sederhana, sedangkan Lang keturunan konglomerat. Aku bingung mengapa Lang mau berteman denganku. Tapi ia pernah berkata kepadaku.
“ Memengnya kekayaan itu milikku? Bukan itu adalah anugerah dari Tuhan yang dititipkan kekeluargaku. Jadi buat apa aku menyombongkan diri.”, jawaban yang masih ku ingat sampai saat ini.
Aku dan Lang mempunyai hobbi yang sama yaitu sepak bola. Suatu hari Lang berkata padaku.
Al kamu harus menjadi pesepak bola hebat, dan kamu tau menjadi seorang pemain sepak bola hebat adalah impian kita sejak kecil, jadi kamu harus mencapainya apapun yang terjadi. Kita semua tau bahwa Aku tak bisa bermain bola dikarenakan Aku lumpuh permanen.”
“Tentu saja Aku mau Lang karena ini adalah impian terbesarku.”
Keesokan harinya seperti biasa kami bermain dilapangan kecil. Namun sore itu setelah latihan Aku diajak ke rumah Lang, dan ternyata Ayahnya Lang telah mendaftarkanku disebuah sekolah sepak bola di Jogja.
 “Ini Al formulir yang harus kau isi untuk dapat masuk ke SSB Putra Bangsa.”,  kata Lang sambil membawakan formulir penting itu.
“Benarkah Lang ini untukku? Tapi bagaimana dengan Kakekku dan Ibuku? apakah mereka akan mengizinkan?.”
 “Iya…formulir itu untukmu. Aku yakin pasti Ibumu akan mengizinkan. Tapi entahlah pada Kakekmu. Tapi kalau selamanya engkau menolak niat baikku ini, Aku sangat kecewa padamu.”, jawab Lang dengan ancamannya.
 “Baiklah Lang formulir ini akan aku bawa pulang dulu, nanti setelah mendapatkan izin dari Ibu dan Kakekku Aku mau.” , kataku singkat pada Lang.
Malam itu setelah pulang dari rumah Lang Aku pun langsung berbicara pada Ibu. Aku sengaja tak meminta izin pada Kakek karena Aku tau bahwa Kakek tidak akan mengizinkanku. Selain itu Kakek juga tidak suka dengan sepak bola. Sampai sekarangpun Aku tak mengerti alasannya.
“Bu tadi sepulang dari bermain, Al diajak ke rumah Lang. Ternyata Al diberi formulir ini Bu”, kataku dengan menunjukan formulir mahal itu.
“Formulir apa itu Al?. coba Ibu lihat.”.  Setelah Ibu membaca formulir itu, Ibu kembali berkata,
“Inikan formulir pendaftaran di SSB Putra Bangsa Al?.”
“Iya Bu, bolehkah Al menimba ilmu disana Bu?. Boleh ya Bu, ini impian Al sedari kecil.”, rayuku pada Ibu.
“Huf….baiklah Al, Ibu mengizinkan engkau ikut bergabung di SSB itu, tetapi bagaimana dengan Kakekmu? Bukankah kamu tau, Kakekmu itu tidak menyukai sepak bola, dan pasti Kakek akan melarangmu untuk hal ini.”, nasehat Ibu padaku.
“Iya Bu Al mengerti, namun Al berfikir untuk tidak memberitahu Kakek dulu. Kakek akan Al beritahu setelah Al menjadi pemain sepak bola hebat.”, kataku meyakinkan Ibu.
 “Tapi kamu harus berjanji pada Ibu. Kamu tidak akan mengecewakan kepercayaan Ibu padamu. Dan kamu akan memberitahu Kakek secepatnya.”
 “ Baik Bu Al berjanji. Al tidak akan mengecewakan Ibu, Kakek dan negri ini.”
Setelah pulang sekolah, Aku pulang terlebih dahulu sebelum berangkat ke SSB Putra Bangsa. Tetapi setelah pulang ternyata Kakek telah menungguku di rumah.
 “Al sudah pulang kamu. Oh iya Al, Kakek telah mendaftarkanmu di les musik yaitu piano.”
“Tapi Kek, Al ada……”
“Ada apa Al? bukankah kamu belum mengikuti les apapun. Sudahlah Al kamu turuti saja Kakek. Kakek tau apa yang terbaik untuk mu. Lagi pula Kakek masih mampu untuk menyekolahkanmu. Kakek juga yakin kalau Al mampu untuk memainkan piano.” Potong Kakek panjang lebar.
“ Tapi Kek kalau sore ini Al tidak bisa karena Al ada kerja kelompok bersama Lang dan teman-teman.”, jawabku bohong.
 “ Maafkan Al Kek, Al terpaksa berbohong pada Kakek tapi Al sama sekali tidak menyukai musik.”, kataku dalam hati.
 “Ya sudahlah Al kali ini Kakek mengizinkanmu untuk kerja kelompok tapi besok kamu harus berangkat les piano.”
Sore itu juga Aku berangkat ke SSB Putra Bangsa bersama sahabatku. Dengan perlangkapan sepak bola yang amat sederahana yang ku punya. Sesampainya disana Aku merasa sangat gembira.
“Lang …Lang ini bukan mimpikan?”, tanyaku heran pada sahabatku.
“ Coach, ini teman Saya yang kemarin didaftar oleh Ayah. Namanya Septian Alfaro.”
“Oh ini anak yang diceritakan oleh Ayahmu? Ya sudah kamu langsung ke ruang ganti karena pada hari ini juga kami jajaran pelatih akan menyeleksi pemain yang layak atau tidak.”
            Setelah tiga jam berlatih kami selesai dan berkumpul karena ada intruksi dari kepala pelatih.
“Besok kita latihan lebih awal.”, intruksi kepala pelatih kepada kami.
“Baik Coach.”, jawab kami serentak.
            Malamya sekitar pukul tujuh malam, Aku baru tiba di rumah.
“Hei Al dari mana saja kamu jam tujuh malam begini baru saja berangkat, bukankah kamu tadi izin hanya untuk kerja kelompok saja?”, Tanya tegas Kakek padaku.
“Iya Kek maafkaan Al . Al terlambat karena…..”
“ Tidak usah banyak alasan kamu. Sudah kamu sekarang mandi, belajar lalu tidur. Dan besok kamu tidak boleh pergi kemana-mana. Kamu harus berangkat les.”, potong Kakek.
“Baik Kek”, jawabku takut dan lemas.
             Sebelum tidur Aku teringat pesan Coach tadi sore. Aku bingung.
“Bagaimana Aku datang lebih awal, sedangkan Aku harus les piano.”, kataku dalam hati.
“Al….Al…sudahh tidurkah kamu?”, teriak ibu dari dapur.
“Belum Bu ada apa?”, jawabku.
Lalu Ibu pun daatang ke kamarku.
“ Al Ibu tau tadi kamu dimaraahi oleh Kakek kan? Dan kamu tadi tidak kerja kelompok tapi malah pergi ke SSB Putra Bangsa kan?”, tanya Ibu padaku.
“Iya Bu maafkan Al, kare Al sudah berbohong pada Ibu. Tapi Al hanya tidak mau Kakek mengetahui hal ini Bu, mamafkan Al Bu.”, ucapku pada  Ibu.
“Iya Al Ibu tau, tapi sampai kapan kamu selalu berbohong pada Kakek? Cepat atau lambat pasti Kakek mengetahuinya.”, jelas Ibu padaku. Aku hanya mengangguk.
“Ya sudahlah ini sudah larut malam, kamu cepat tidur.”, sambung Ibu padaku.
            Pagi harinya saat tiba di sekolahan. Aku bertemu Lang di Gerbang sekolah.
“Hei Al mengapa kamu terlihat bingung begitu?, kamu tidak terlihat seperti biasanya yang selalu ceria.”, Tanya Lang padaku.
“Iya memang Aku sedang memikirkan suatu hal Lang.”, jawabku lemas.
“ ha ha ha ha ha . tumben kamu mikir Al” gurau Lang padaku.
“Ih Lang Aku ini sedang bingung, kamunya malah bercanda terus. Serius dikit dong.”, jawbaku sedikit kesal.
“Abisnya kamu datar banget sih. Memangnya  kamu bingung  kenapa?”
“Begini tadi malam Aku dimarahi oleh Kakekku, karena kemarin Aku pulang telat. Dan hari Aku tak boleh pergi kemena pun, Aku hanya diperbolehkan pergi ke tempat les piano itu. Padahal kemarin kepala pelatih mengintruksikan untuk datang lebih awal. Bagaimana ini?”, jawabku cemas. Tet…..tet…..tet….tet. bel berbunyi.
“Ya baiklah nanti kitaa bicarakaan lagi sewaktu pulang sekolah.”, sambung Lang kepadaku. Aku pun hanya terdiam kebingungan.
Sepulang sekolah Aku dan Lang membicarakan hal yang sama. “ Hei Al, Aku sudah mendapat solusinya. Kamu sudah pernah berangkat les piano itu belum?”
“Belum memangnya kenapa Lang?”, tanyaku heran.
“ Kebetulan sekali. Begini Aku punya ide, biar Aku saja yang berangkat ke tempat lesmu. Dan kamu pergi ke SSB Putra Bangsa.”
“Benarkah kamu mau?. Tapi bagaimana dengan Kakekku jika mengetahui hal itu?”, tanyaku pada Lang.
“Ya kamu bilang saja kalau kamu akan pergi sendiri ke tempat les kamu.”, jelas Lang padaku.
            Sesampainnya di rumah. “ Kakek biar Al berangkat sendiri ke tempat les itu ya Kek?”
“Apakah kamu tau tempat lesmu dimana?”
“Tidak Kek, tapi Kakek tuliskan saja biar Al yang mencari alamatnya. Lagian Kakek masih sakitkan?, bujukku pada Kakek.
“Ya baiklah Al. ini alamatnya, jangan sampai nyasar ya? dan hati-hati.”
            Dijalan Aku bertemu dengan Lang, yang memeng sebelumnya kami sudah janjian.
”Ayo Al kita cepat berangkat dengan menggunakan mobilku aja. Nanti kamu telat.”, ajak Lang padaku. Aku pun hanya berlari.
“ini Lang alamat tempat lesnya.”
“Oke baiklah.”, kata-kata yang selalu diucapkan oleh Lang.
            Setibanya di SSB Putra Bangsa, Aku langsung berlari menuju ruang ganti. Saat Aku memesuki lapangan, latihan pun belum dimulai. Beberapa menit pemanasan, kemudian kami latihan fisik. Wow tak ku sangka latihan fisik yang biasanya membosankan, tetapi yang kali ini sangatlah yang menyenangkan. Tak terasa latihan fisik pun telah usai. Selanjutnya kami menuju lapangan besar.
“ Baik anak-anak kita istirahat 10 menit. Lalu kita kumpul kembali di lapangan besar ini.” Interuksi dari kepala pelatih.
            Sepuluh menit kemudian. Kami semua telah berada kembali di lapangan utama.
“Baiklah anak-anak ada kabar bahagia buat kita. Sengaja tidak diberitahu sebelumnya kalau pada hari ini akan diadakan seleksi pemain TIMNAS U-15. Lima menit kemudian tim pelatih dari Jakarta akan tiba, jadi persiapkan diri kalian. Pastikan semua berjalan dengan lancar.”
“Wow ….”, teriak kami serentak.
“Tapi mengapa mendadak begini Coach pemberitahuannya? Mengapa tidak dari kemarin? Kalau beginikan salah satu dari teman kami ada yang tidak tau, dan dia tidak ikut seleksi pastinya.”, tanya dari salah satu temanku.
“Sengaja tak kami beritahu karena kami hanya punya tempe ha ha ha….”, celoteh kepala pelatih itu. Ketegangan kami pun mereda. Kamipun tertawa seiring candaan kepala pelatih itu.
“Ha ha ha bukan..bukan.. bukan itu maksud kami. Maksud kami tidak memberitahu kalian supaya kalian harus disiplin waktu dan konsekuen dalam menganbil tindakan. Bukan hanya mau diadakan acara-acara yang menarik saja kalian berangkat, tetapi kali juga harus berangkat setiap harinya.”, penjelasan kepala pelatih komedian itu.
            Lima menit kemudian Coach Guntur bersama dua orang asistennya datang.
“Selamat datang Coach di SSB Putra Bangsa kami yang jauh dari kata sempurna ini.”, ucap selamat datang dari kepala pelatih kami.
“Ya terimakasih Pak. SSB itu tidak dilihat dari kemewahannya, tetapi dara kualitasnya Pak.”, ucap tegas Coach Guntur.
“Oke anak-anak selamat sore. Kalian bisa panggil kami Coach. Iya mengingat waktu semakin larut maka langsung saja kita seleksi. Jelas yang kami pilih disini adalah pemain yang konsisten, jago memeinkan bola, dapat memberikan umpan tepat sasaran vertical maupun horizontal.”, sambung Coach Guntur.
“Kita main 2X30 menit saja yang 15 menitnya kita tes fisik.” Tambah salah seorang asisten pelatih. Sembilan puluh menit pun telah selesai.
“ Langsung saja Coach akan umumkan hasilnya. Dari 57 anak kami tertarik pada tiga orang, jadi kami hanya memilih tiga orang tersebut. Yang pertama Martinus, kedua Syahrul, dan yang terakihir yang sangat mengejutkan kami semua, dengan permainan hebatnya adalah Septian Alfaro. Yang belum kepilih teruslah berlatih, jangan patah "semangat.”
“Iya terumakasih Coach atas kedatangannya dan Coach mempercayai kami.” Kata kepala pelatih kami.
            Saat sampai dirumah Aku benar-benar bahagia sekali. Impianku dari kecilpun terwujud. Sampainya di rumah Aku langsung bercerita pada Ibu.
“Bu… apakah Ibu tau? Al tadi sore pergi kemana?”
“Tau… kamu tadi tidak berangkat les piano tepai kamu berangkat bermain sepak bola di SSB mu itu kan?”, jawab Ibu santai.
“Ya benar Bu, bagaimana ibu bisa tau tentang hal itu?”, tanyaku heran.
“Ya jelas Ibu tau Lang yang bercerita pada Ibu.”
“Apa Lang yang bercerita pada Ibu?. Tapi Bu Ibu tau tidak tadi di SSB ku diadakan seleksi TIMNAS U-15, secara mendadak. Dan ……. Al terpilih Bu…!”
“Apa Al kamu lolos? Kamu tidak bohongkan? Kamu memang anak Ibu yang hebat. Tapi dulu kamu janji pada Ibu, kalau kamu sudah masuk TIMNAS maka kamu akan beritahu Kakek kan?”
“Iya Bu…tapi Al bingung bagaimana cara memberitahu Kakek.”
Tiba-tiba Kakek memenggilku.
“Al…Al…kemari kakek mau bicara padamu” panggil Kakek kepadaku.
“Iya Kek sebentar. Bentar ya Bu Al menemui Kakek dulu.” Aku pun agak deg-deg kan saat dipanggil oleh Kakek.
“Ada apa Kek?”, tanyaku lembut.
“Kamu berbohong pada Kakek? Kamu bilang kamu akan datang ke tempat les mu, tapi kenapa yang datang adalah seorang anak berkaca mata, berbadan gempal dan bekursi roda? Dan ciri-ciri itu seperti Lang! jadi jika Lang yang berangkat ke tempat lesmu maka kamu kemna tadi sore? Bolos? Main? Atau…kamu bermain bola?” bentak Kakek kepadaku.
“Maafkan Al Kek, Al dari awal memang sudah tak menyukai musik. Al memang dari dulu sangat suka sekali dengan sepak bola. Tapi hanya Al tidak mau Kakek tersinggung, jadi Al menyembunyikan hal itu. Al bersekolah di SSB Putra Bangsa tapi sekarang Al sudah menjadi bagian dari TIMNAS U-15, yang baru tadi sore Al lolos selelsi Kek. Maafkan Al Kek…maaf”, kataku kecil dan tertunduk.
“Apa jadi yang Kakek katakana itu benar? Jadi selama ini kamu….”, tiba-tiba Kakek pingsan.
“Kek…Kek…Kek…maafkan Al Kek…Ibu….!”, teriakku dan menangis.
            Pagi harinya Kakek belum juga sadar dari komanya. Semalaman Aku tak tidur, Aku ters terus menangis. Tiba-tiba Kakek terbangun dari masa kritisnya. Setelah Kakek terbangun Aku tak henti-henti meminta maaf padanya.
“Al… maafkan Kakek yang selama ini Kakek selalu memaksamu untuk menuruti kehendak Kakek.” Kata Kakek yang tersendat-sendat.
“Tidak Kek… Al yang salah Al tidak pernah menuruti perintah Kakek. Al minta maaf Kek.” Ucapku menangis.
“Tidak Al, kamu tidak salah. Kamu telah memilih hal yang tepat. Apapun itu bentuknya kalau tidak disertai doa dan niat pasti semua hanya sia-sia aja Al. jadi mulai sekarang Kakek mengizinkanmu memnjadi pesepak bola hebat. Tapi kamu harus janji pada Kakek, kamu harus mengapdi pada Negara ini, dan kamu tidak boleh mengecewakan Ibu, Kakek, dan orang-orang yang telah memberimu kepercayaan. Dan semisalkan Kakek tidak bisa mendampingimu sampai kamu dewasa nanti yang terpenting kamu selalu ingat pesan Kakek. Percayalah Tuhan akan selalu menolong anakNya yang kesusahan.”, Nasehat Kakek untukku. Aku pun hanya menangis tak dapat menjawab apa-apa. Ibuku juga meminta maaf pada Kakek karena Ibu ikut-ikut menyembunyikan tentang Aku sekolah di SSB.
“Sudahlah, karena mulai sekarang kita harus saling mendukung didalam keluarga kecil kita.”, sambung kakekku. Setelah Kakek mengizinkan Aku untuk bermain bola, Aku sangat senang sekali. Sekaligus malam itu Aku meminta izin kerena esok hari akan berangkat ke Jakarta.
            Keesokan harinya Aku berangkat ke Jakarta untuk mengikuti latihan disana. Aku berangkat diantar oleh keluarganya Lang. Rombongan dari Yogyakarta pun sudah berangkat kemarin tetapi Aku menyusul hari ini, karena Aku harus menjaga Kakek di rumah sakit.Sesampainya disana, Aku langsung menemui Coach Guntur untuk menjelaskan semua. Setelah itu Aku latihan normal seperti biasanya. Disela-sela latihan Coach menyeleksi kami semua, katanya kami akan mengikuti AFC Junior di Singapura.
“Ya baiklah anak-anak, tadi sewaktu kalian semua berlatih Coach semua sudah memilih kalian yang akan ikut AFC di Singapura. Sebenarnya kami semua akan memberangkatkan kalian semua, tetapi jumlah pemain sudah ditetepkan yaitu hanya 23 pemain saja. “,kata Coach Guntur. Setelah semua di umumkan dan Aku ikut didalamnya ternyata Aku menjadi Capten.
Seminggu kami latihan terus-menerus. Tiga hari sebelum AFC dimulai kami berangkat ke Singapura. Sebelum berangkat Aku meminta izin pada Ibu dan Kakekku yang masih terbaring di rumah sakit.
Laga pertama kami akan melawan Malaysia. Kami sama sekali tak boleh lengah di barisan pertahanan. Karena ini adalah lawan yang berat untuk kami.
Lagu Indonesia Raya menghantarkan kami untuk menang. Aku pun haru saat menyanyikannya dengan sorak sorai pendukung yang jauh-jauh datang dari Indonesia. 45 menit pertama kami bermain imbang. Setelah turun minum, kami tambah sengangat. Ya dukungan dari penonton itulah yang member kami nafas untuk menang. Tepat pada menit 83 Aku dapat umpan dari Syahrul temanku dari Yogyakarta, Aku dapat mencetak goal. Ya lagi-lagi Aku dapat mencetak goal. Kedudukan menjadi 2-0, dan skor ini sampai peluit panjang tanda akhir pertandingan.
Pertandingan-pertandiang selanjutnya kami menang telak dari Timor Leste. Dan kami lolos dari penyisihan grup. Pada pertandingan final kami akan melawan Vietnam. Ini adalah kesebelasan pemenang musim lalu. Laga pertandingan melawan Vietnam pun dimulai. Babak pertama dan keduapun tak ada sama sekalitercetak gaol. Tambahan waktu tuga pulu menit yang diberi untuk kami, tetapi masih saja kami belum sama sekali dapat mencetak goal. Akhirnya drama adu finalti pun dimulai. Drama Adu finalti pun imbang 3-3. Aku menjadi esekutor penentu dan akhirnya kami menang. Wajah-wajah gembira, haru, dan rasa syukur kami semua.
Tiga hari setelah final, kami pulang. Akupun langsung menemui Ibu dan Kakekku yang masih di rumah sakit.
“Kakek Ibu……! Al pulang. Dan Al menang Bu.”, teriakku dan berlari menuju ruangan Kakek. Setibanya di ruangan ternyata Kakek belum ada perubahan.
“Iya Nak kamu memang hebat. Ibu bangga padamu.”
“Terimakasih Bu ini semua berkat doa Ibu. Dan medali pertamaku di ajang Internasional ini akan ku berikan kepada Kakek.”
“Kamu hebat Al, kamu sudah bikin bangga Kakek.”, jawab Kakek dengan separuh suaranya. Saat ku mengalungkan medaliku pada Kakek saat itu juga Kakek mengehembuskan nafas terakhirnya.
“Kakek…… “ teriak Aku dan Ibuku.
            Terimakasih Kakek atas doa, dukungan, dan restumu sehingga Al menjadi pesepak bola hebat. Terimakasih Ibu, atas doa dan dukunganmu Al menjadi idola baru didunia sepak bola. Terimakasih untuk Lang sahabatku yang selama ini berperan banyak dalam ku menitik karier. Terimakasih untuk para pendukung TIMNAS, yang sudah mendukung kami.
 Seminggu setelah Kakek meninggal, Aku dan Ibu pindah ke Jakarta, karena Aku tak mungkin meninggalkan Ibu sendirian di rumah.
            Dua tahun kemudian Aku kembali ke Yogyakarta untuk menjenguk keluarga yang masih ada disana. Dan Aku bertemu Lang, ya aku sangat pangling dia tumbuh besar selakyaknya Aku. Tanpaku sangka sebelumnya sekarang Lang menjadi seorang Pianis hebet, dan Aku menjadi pesepak Bola.
Nama : Eunike Yhora Pratiwi
Kelas   : IXa
Tema  : Impian
Tokoh : Septian Alfaro, Erlangga, Kakek, Ibu, Coach, Kepala Pelatih (SSB Putra Bangsa), Asisten.

Monday, 10 November 2014

NABI SALOMO

Salomo


Salomo
Raja Israel
Raja Salomo
Masa kekuasaan c. 970 — 931 BCE
Tempat lahir Yerusalem
Tempat wafat Yerusalem
Pendahulu Daud
Pengganti Rehabeam
Pasangan Naamah, Putri Firaun, sekitar 700 istri dan 300 selir lainnya
Anak Rehabeam
Wangsa Wangsa Daud
Ayah Daud
Ibu Batsyeba
Salomo (bahasa Ibrani: שְׁלֹמֹה; bahasa Ibrani Standar: Šəlomo; bahasa Ibrani Tiberia: Šəlōmōh, bermakna "damai"; bahasa Arab: سليمان Sulaiman) adalah seorang putra raja Daud, yang kemudian menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Saul dan Daud, ayahnya. Ibunya bernama Batsyeba binti Eliam. Riwayat Salomo terutama diketahui dari catatan Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, yang diyakini paling lambat dilengkapi pada abad ke-4 SM, dan didukung oleh tulisan-tulisan Yahudi, Kristen dan Islam. Sejumlah peninggalan arkeologis membuktikan sejumlah fakta yang disebutkan dalam catatan-catatan kuno tersebut.
Menurut 2 Tawarikh 1:1-13 Salomo dikisahkan sebagai raja yang bijaksana. Kebijaksanaannya itu diperolehnya karena anugerah Tuhan.
Kitab Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung dipercaya ditulis oleh Raja Salomo.

Kelahiran Salomo

Di dalam Kitab 2 Samuel dicatat bahwa Salomo lahir di Yerusalem[1] dan juga terdapat kisah yang melatarbelakangi kelahirannya. Raja Daud berhubungan gelap dengan Batsyeba, ibu Salomo, ketika perempuan itu masih menjadi istri Uria orang Het, salah seorang pahlawan Daud. Ketika Batsyeba hamil dari hubungan itu, maka Daud kemudian memerintahkan agar Uria dikirimkan ke garis paling depan dari peperangan supaya ia mati terbunuh. Setelah Uria mati dan lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.[2] TUHAN mengutus nabi Natan kepada Daud untuk membuka kejahatan itu serta hukuman yang akan diberikan TUHAN, sehingga Daud menyesal. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Pada hari yang ketujuh matilah anak itu.[3] Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN.[4]

Diangkat menjadi raja

Ketika Daud telah tua dan diperkirakan tidak lama lagi usianya, Adonia putra Daud dari istrinya, Hagit, mengangkat diri menjadi raja, dengan dukungan panglima Yoab dan imam besar Abyatar.[5] Pada acara pengangkatan menjadi raja, Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja; tetapi nabi Natan, imam Zadok, Benaya bin Yoyada dan para pahlawan dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya.[6] Nabi Natan memberi nasehat kepada Batsyeba, ibu Salomo, agar memberitahukan hal ini kepada Daud, yang tidak mengetahui akan hal itu, demi menyelamatkan nyawanya serta nyawa Salomo. Maka Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat tua dan Abisag, gadis Sunem itu, melayani raja. Lalu Batsyeba berlutut dan sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang kauingini?" Lalu perempuan itu berkata kepadanya:
"Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di atas takhtaku. Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi raja, sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya. Ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua anak raja dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak diundangnya. Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku. Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya."[7]
Selagi Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan. Diberitahukan kepada raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia menghadap raja, lalu sujud menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah. Natan menanyakan apakah Daud telah memutuskan Adonia menjadi penggantinya karena pada saat yang bersamaan Adonia mengadakan pesta pengangkatannya dengan mengundang orang-orang yang makan minum di depannya sambil berseru: "Hidup raja Adonia!" tetapi tidak mengundang Natan, imam Zadok, Benaya maupun Salomo. Segera setelah mendapat kepastian dari Natan, maka Daud menyuruh memanggil Batsyeba dan di depan mereka, Daud menegaskan keputusannya dengan bersumpah dan berkata:
"Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan, pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku."
Lalu Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud menyembah kepada raja dan berkata: "Hidup tuanku raja Daud untuk selama-lamanya!"[8]
Daud segera menyuruh memanggil imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin Yoyada. Setelah mereka masuk menghadap raja, Daud memberi perintah khusus:
"Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon. Imam Zadok dan nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel; kemudian kamu meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo! Sesudah itu kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan duduk di atas takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan aku, dan dialah yang kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda."[9]
Lalu pergilah imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin Yoyada, dengan orang Kreti dan orang Pleti, mereka menaikkan Salomo ke atas bagal betina raja Daud dan membawanya ke Gihon. Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja Salomo!" Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka.[10]
Menurut penuturan Yonatan, putra imam Abyatar, Salomo dengan aman duduk di atas takhta kerajaan. Pegawai-pegawai raja telah datang mengucap selamat kepada raja Daud, dengan berkata: Kiranya Allahmu membuat nama Salomo lebih masyhur dari pada namamu dan takhtanya lebih agung dari pada takhtamu. Dan raja Daudpun telah sujud menyembah di atas tempat tidurnya, dan beginilah katanya: :"Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang pada hari ini telah memberi seorang duduk di atas takhtaku yang aku sendiri masih boleh saksikan."[11]

Tindakan-tindakan pertama sebagai raja

Terhadap Adonia

Segera setelah Salomo diangkat menjadi raja, Adonia menjadi takut kepadanya, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah. Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang." Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh." Dan raja Salomo menyuruh orang menjemput dia dari mezbah itu. Ketika ia masuk, sujudlah ia menyembah kepada raja Salomo, lalu Salomo berkata kepadanya: "Pergilah ke rumahmu."[12]
Setelah Daud mati, Adonia melakukan upaya kedua kalinya untuk naik tahta dengan menghadap Batsyeba, ibu Salomo, memintanya agar Salomo mengizinkan Adonia menikahi, Abisag, gadis Sunem yang terakhir melayani Daud. Sekalipun Batsyeba memohonkannya kepada Salomo, Salomo menolak karena memahami maksud jahat di balik permintaan itu. Raja Salomo menjawab ibunya: :"Mengapa engkau meminta hanya Abisag, gadis Sunem itu, untuk Adonia? Minta jugalah untuknya kedudukan raja! Bukankah dia saudaraku yang lebih tua, dan di pihaknya ada imam Abyatar dan Yoab, anak Zeruya?" Lalu bersumpahlah raja Salomo demi TUHAN: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih dari pada itu, jika Adonia tidak membayarkan nyawanya dengan permintaan ini! Oleh sebab itu, demi TUHAN yang hidup, yang menegakkan aku dan mendudukkan aku di atas takhta Daud, ayahku, dan yang membuat bagiku suatu keluarga seperti yang dijanjikan-Nya: pada hari ini juga Adonia harus dibunuh." Lalu raja Salomo menyerahkan hal itu kepada Benaya bin Yoyada; orang ini memancung dia sehingga mati.[13]

Terhadap imam Abyatar

Imam Besar Abyatar terang-terangan berpihak kepada Adonia dan tidak kepada Salomo. Setelah Adonia dihukum mati, maka Salomo berkata kepada imam Abyatar: "Pergilah ke Anatot, ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati, tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah mengangkat tabut Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita ayahku." Lalu Salomo memecat Abyatar dari jabatannya sebagai imam TUHAN. Dengan demikian Salomo memenuhi firman TUHAN yang telah dikatakan-Nya di Silo mengenai keluarga Eli.[14]
Maka raja Salomo mengangkat imam Zadok menggantikan Abyatar sebagai Imam Besar.[15]

Terhadap Yoab anak Zeruya

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati."[16]
Setelah Daud mati, Salomo menggunakan kesempatan dari permintaan Adonia untuk membunuhnya serta menyingkirkan imam Abyatar yang mendukung Adonia. Ketika kabar kematian Adonia dan pemecatan imam Abyatar itu sampai kepada Yoab--memang Yoab telah memihak kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom--maka larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah. Kemudian diberitahukanlah kepada Salomo, bahwa Yoab sudah lari ke kemah TUHAN, dan telah ada di samping mezbah. Lalu Salomo menyuruh Benaya bin Yoyada: "Pergilah, pancung dia." Benaya masuk ke dalam kemah TUHAN serta berkata kepadanya: "Beginilah kata raja: Keluarlah." Jawabnya: "Tidak, sebab di sinilah aku mau mati." Lalu Benaya menyampaikan jawab itu kepada raja, katanya: "Beginilah kata Yoab dan beginilah jawabnya kepadaku." Kata raja kepadanya: "Perbuatlah seperti yang dikatakannya; pancunglah dia dan kuburkanlah dia; dengan demikian engkau menjauhkan dari padaku dan dari pada kaumku noda darah yang ditumpahkan Yoab dengan tidak beralasan. Dan TUHAN akan menanggungkan darahnya kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik dari padanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa bin Yeter, panglima Yehuda. Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada Yoab dan keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya dan keluarganya dan takhtanya akan mendapat selamat dari pada TUHAN sampai selama-lamanya." Maka berangkatlah Benaya bin Yoyada, lalu memancung dan membunuh Yoab, kemudian dia dikuburkan di rumahnya sendiri di padang gurun.[17] Kemudian raja Salomo mengangkat Benaya bin Yoyada menggantikan Yoab menjadi kepala tentara.[15]

Terhadap Simei

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Juga masih ada padamu Simei bin Gera, orang Benyamin, dari Bahurim. Dialah yang mengutuki aku dengan kutuk yang kejam pada waktu aku pergi ke Mahanaim, tetapi kemudian ia datang menyongsong aku di sungai Yordan dan aku telah bersumpah kepadanya demi TUHAN: Takkan kubunuh engkau dengan pedang! Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang mati."[18]
Setelah Daud mati, raja Salomo menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya: "Dirikanlah bagimu sebuah rumah di Yerusalem, diamlah di sana, dan janganlah keluar dari sana ke mana-manapun. Sebab ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan menyeberangi sungai Kidron, pastilah engkau mati dibunuh dan darahmu akan ditanggungkan kepadamu sendiri." Lalu berkatalah Simei kepada raja: "Baiklah demikian! Seperti yang tuanku raja katakan, demikianlah akan dilakukan hambamu ini." Lalu Simei diam di Yerusalem beberapa waktu lamanya. Dan sesudah lewat tiga tahun, terjadilah bahwa dua orang hamba Simei lari kepada Akhis bin Maakha, raja Gat, lalu diberitahukan kepada Simei: "Ketahuilah, kedua orang hambamu ada di Gat." Maka berkemaslah Simei, dipelanainya keledainya, dan pergilah ia ke Gat, kepada Akhis, untuk mencari hambanya itu. Lalu Simei pulang dan membawa mereka dari Gat. Ketika diberitahukan kepada Salomo, bahwa tadinya Simei pergi dari Yerusalem ke Gat dan sekarang sudah pulang, maka raja menyuruh memanggil Simei dan berkata kepadanya: "Bukankah aku telah menyuruh engkau bersumpah demi TUHAN dan telah memperingatkan engkau, begini: Ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan pergi ke mana-manapun, pastilah engkau mati dibunuh! Dan engkau telah menjawab: Baiklah demikian, aku akan mentaatinya. Mengapa engkau tidak menepati sumpah demi TUHAN itu dan juga perintah yang kuperintahkan kepadamu?" Kemudian kata raja kepada Simei: "Engkau sendiri tahu dalam hatimu segala kejahatan yang kauperbuat kepada Daud, ayahku, maka TUHAN telah menanggungkan kejahatanmu itu kepadamu sendiri. Tetapi diberkatilah kiranya raja Salomo dan kokohlah takhta Daud di hadapan TUHAN sampai selama-lamanya." Raja memberi perintah kepada Benaya bin Yoyada, lalu keluarlah Benaya, dipancungnya Simei sehingga mati.[19]

Terhadap anak-anak Barzilai

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Kepada anak-anak Barzilai, orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan kemurahan hati. Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan dari mejamu, sebab merekapun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut aku pada waktu aku melarikan diri dari depan kakakmu Absalom."[20]

Kebijaksanaan Salomo

Menurut keterangan dari kitab 1 Raja-raja pasal 3, setelah Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran di Gibeon, Allah menampakkan diri padanya lewat mimpi dan berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Salomo. Salomo meminta kebijaksanaan dari Allah untuk menimbang segala perkara dan mampu bersikap sebagai raja yang adil bagi seluruh umat Israel. Adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya:
"Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu."[21]

Pedang Salomo

Salah satu kebijaksanaan Salomo digambarkan melalui kisah tentang dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak bayi. Kedua perempuan itu melahirkan anak, tetapi salah satunya tidak sengaja meniduri anaknya sehingga mati. Sekarang keduanya mengaku sebagai ibu bayi yang masih hidup. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi tersebut.[22]

Kemasyhuran Salomo

Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.[23] Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya. Ia menggubah 3000 amsal, dan nyanyiannya ada 1005. Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan. Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu.[24] Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. Semua raja di bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun.[25]

Kunjungan ratu negeri Syeba

Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, maka dengan pasukan pengiring yang sangat besar dan dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal datanglah ia ke Yerusalem hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Setelah ia sampai kepada Salomo, dipercakapkannyalah segala yang ada dalam hatinya dengan dia. Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi Salomo tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. Ketika ratu negeri Syeba melihat hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, juru-juru minumannya dan pakaian mereka, dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan mereka sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh, setengah dari hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk TUHAN, Allahmu! Karena Allahmu mengasihi orang Israel, maka Ia menetapkan mereka untuk selama-lamanya, dan menjadikan engkau raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran." Lalu diberikan kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah lagi ada rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu. Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya dan yang dimintanya, melebihi yang dibawa ratu itu untuk raja. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya.[26]

Usaha-usaha Salomo

Pembangunan Bait Allah

Pada tahun ke-480 sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun ke-4 sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN.[27]

Pembangunan istana dan bangunan-bangunan lain di Yerusalem

  • Salomo mendirikan istananya sampai 13 tahun lamanya, barulah selesai seluruh istananya itu.
  • Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", 100 hasta panjangnya dan 50 hasta lebarnya dan 30 hasta tingginya, disangga oleh 3 jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, 45 jumlahnya, yakni 15 sejajar. Ada pula 3 jajar jendela berbidai, jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali. Dan semua pintu dan jendela segi empat bangunnya; jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali.
  • Ia membuat juga Balai Saka, 50 hasta panjangnya dan 30 hasta lebarnya, dengan di sebelah depannya sebuah balai lagi yang bertiang dan bertangga di sebelah depannya.
  • Dibuatnya juga Balai Singgasana, tempat ia memutuskan hukum, balai pengadilan, yang ditutupi dengan kayu aras dari lantai sampai ke balok langit-langit.
  • Gedung kediamannya sendiri, di pelataran yang lain, lebih ke sebelah dalam lagi dari balai itu, adalah sama buatannya.
  • Bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.
  • Tembok dari semuanya ini dibuat dari batu yang mahal-mahal, yang sesuai dengan ukuran batu pahat digergaji dengan gergaji dari sebelah dalam dan dari sebelah luar, dari dasar sampai ke atas, dan juga dari tembok luar sampai kepada tembok pelataran besar. Bahkan dasar gedung-gedung itu dari batu yang mahal-mahal, batu yang besar-besar, batu yang 10 hasta dan batu yang 8 hasta. Di bagian atas ada batu yang mahal-mahal, berukuran batu pahat, dan kayu aras juga. Sekeliling pelataran besar ada tembok dari 3 jajar batu pahat dan satu jajar balok kayu aras; demikian juga sekeliling pelataran dalam rumah TUHAN dan balainya.[28] Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, karena katanya: "Tidak boleh seorang isteriku tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus."[29] Setelah lewat 20 tahun selesailah Salomo mendirikan rumah TUHAN dan istananya sendiri.[30]

Kota-kota lain

Maka Salomo memperkuat kota-kota yang diberikan Huram, raja Tirus, kepadanya, dan menyuruh orang Israel menetap di sana. Lalu Salomo pergi ke Hamat-Zoba dan menaklukkannya. Kemudian ia memperkuat Tadmor di padang gurun dan semua kota perbekalan yang didirikannya di Hamat. Ia memperkuat juga Bet-Horon Hulu dan Bet-Horon Hilir menjadi kota kubu yang bertembok, berpintu gerbang dan berpalang, dan juga Baalat, dan segala kota perbekalan kepunyaan Salomo, segala kota tempat kereta, kota-kota tempat orang berkuda dan apa saja yang Salomo ingin mendirikannya di Yerusalem, atau di gunung Libanon, atau di segenap negeri kekuasaannya. Semua orang yang masih tinggal dari orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, yang tidak termasuk orang Israel, yakni keturunan bangsa-bangsa yang masih tinggal di negeri itu dan yang tidak dibinasakan oleh orang Israel, merekalah yang dikerahkan Salomo untuk menjadi orang rodi; demikianlah mereka sampai hari ini. Tetapi orang Israel tidak ada yang dijadikan budak oleh Salomo untuk pekerjaannya, melainkan mereka menjadi prajurit, atau perwira pasukan berkuda, atau panglima atas pasukan kereta dan pasukan berkuda. Dan inilah pemimpin-pemimpin umum raja Salomo: 250-550 orang yang memerintah rakyat.[31]

Ibadah di Bait Suci

Lalu Salomo mempersembahkan korban-korban bakaran bagi TUHAN di atas mezbah TUHAN yang didirikannya di depan balai Bait Suci, sesuai dengan apa yang menurut perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap hari, yakni pada hari-hari Sabat, pada bulan-bulan baru, dan 3 kali setahun pada hari-hari raya: pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Dan menurut peraturan Daud, ayahnya, ia menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka, dan orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan puji-pujian dan menyelenggarakan ibadah di hadapan para imam, setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu, dan juga penunggu-penunggu pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang. Karena demikianlah perintah Daud, abdi Allah. Mereka tidak menyimpang dari perintah raja mengenai para imam dan orang-orang Lewi dalam perkara apapun, juga mengenai perbendaharaan. Maka terlaksanalah segala pekerjaan Salomo, dari hari dasar rumah TUHAN diletakkan sampai kepada hari rumah itu selesai. Dengan demikian selesailah sudah rumah TUHAN. Kemudian Salomo pergi ke Ezion-Geber dan ke Elot, yang letaknya di tepi laut, di tanah Edom. Dengan perantaraan anak buahnya Huram (raja Tirus) mengirim kapal-kapal kepadanya dan anak buah yang tahu tentang laut. Bersama-sama anak buah Salomo mereka sampai ke Ofir dan dari sana mereka mengambil 450 talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo.[32] Lagipula hamba-hamba Huram dan hamba-hamba Salomo, yang membawa emas dari Ofir, membawa juga kayu cendana dan batu permata yang mahal-mahal. Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi tangga-tangga untuk rumah TUHAN dan istana raja, dan juga menjadi kecapi dan gambus untuk para penyanyi. Hal seperti itu tidak pernah kelihatan sebelumnya di tanah Yehuda.[33]

Kemegahan Salomo

Raja Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan sampai ke tapal batas Mesir. Mereka menyampaikan upeti dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya.[34] Ia membuat banyaknya emas dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit.[35]

Persediaan makanan sehari

Adapun persediaan makanan yang diperlukan Salomo untuk sehari ialah tiga puluh kor tepung yang terbaik dan enam puluh kor tepung biasa, epuluh ekor lembu gemukan dan dua puluh lembu gembalaan dan seratus ekor domba, belum terhitung rusa, kijang, rusa dandi dan gangsa piaraan, sebab ia berkuasa atas seluruh tanah di sebelah sini sungai Efrat, mulai dari Tifsah sampai ke Gaza, dan atas semua raja di sebelah sini sungai Efrat; ia dikaruniai damai di seluruh negerinya, sehingga orang Yehuda dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo.[36]

Kuda dan keretanya

Salomo mengumpulkan kereta-kereta dan orang-orang berkuda, sehingga ia mempunyai 1400 kereta dan 12000 orang berkuda dengan 4000 kandang untuk kuda-kudanya dan kereta-keretanya, yang semuanya ditempatkan dalam kota-kota kereta dan dekat raja diYerusalem.[37] Dicatat ia mempunyai kuda 40000 kandang untuk kereta-keretanya. Dan para kepala daerah itu menjamin makanan raja Salomo serta semua orang yang ikut makan dari meja raja Salomo. Mereka membawanya masing-masing dalam bulan gilirannya dengan tidak mengurangi sesuatu apapun. Jelai dan jerami untuk kuda-kuda biasa dan kuda-kuda teji dibawa mereka ke tempat yang semestinya, masing-masing menurut tanggungannya.[38] Kuda untuk Salomo didatangkan dari Misraim dan dari Kewe dan dari segala negeri.[39] Saudagar-saudagar raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. Sebuah kereta yang didatangkan dari Misraim berharga sampai 600 syikal perak, dan seekor kuda sampai 150 syikal; dan begitu juga melalui mereka dikeluarkan semuanya itu kepada semua raja orang Het dan kepada raja-raja Aram.[40]

Penghasilan dan kekayaan

Adapun berat emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat 666 talenta, belum terhitung yang dibawa oleh saudagar-saudagar dan pedagang-pedagang; juga semua raja Arab dan bupati-bupati di negeri itu membawa emas dan perak kepada Salomo.[41] Raja Salomo membuat 200 perisai besar dari emas tempaan, 600 syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; ia membuat juga 300 perisai kecil dari emas tempaan, 300 syikal emas (=3 mina emas) dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung "Hutan Libanon".[42]
Juga Salomo membuat takhta besar dari gading, yang disalutnya dengan emas murni (=emas tua). Takhta itu enam tingkatnya, dan tumpuan kakinya dari emas, yang dipautkan pada takhta itu, dan pada kedua sisi tempat duduk ada kelek-kelek. Di samping kelek-kelek itu berdiri dua singa, sedang dua belas singa berdiri di atas keenam tingkat itu sebelah-menyebelah; belum pernah diperbuat yang demikian bagi sesuatu kerajaan.[43]
Segala perkakas minuman raja Salomo dari emas dan segala barang di gedung "Hutan Libanon" itu dari emas murni; perak tidak dianggap berharga pada zaman Salomo. Sebab raja mempunyai kapal-kapal yang berlayar ke Tarsis bersama-sama dengan orang-orang Huram; dan sekali 3 tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas dan perak serta gading; juga kera dan burung merak.[44]

Akhir pemerintahan Salomo

Ada sisi gelap pada masa pemerintahan Salomo.[45] Dalam kitab 1 Raja-Raja diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah, antara lain Yerobeam bin Nebat yang merasa tidak puas dengan Salomo dan melarikan diri ke Mesir. Masalah lainnya adalah cara Salomo memerintah kerajaannya, ia mempunyai 700 isteri dan 300 gundik dari negera-negara asing dan membawa ilah-ilahnya masing-masing.[45] Juga Salomo pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke dalam dosa. Di akhir kepemimpinannya, Salomo mendapatkan banyak pemberontakan-pemberontakan dari negeri-negeri tetangga Israel.[46]

Kesesatan Salomo

Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai 700 isteri dari kaum bangsawan dan 300 gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."[47]

Lawan-lawan Salomo

Kemudian TUHAN membangkitkan lawan-lawan Salomo, yakni:
  • Hadad, orang Edom; keturunan raja Edom. Sesudah Daud memukul kalah orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan orang-orang yang mati terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; 6 bulan lamanya Yoab diam di sana dengan seluruh Israel, sampai dilenyapkannya semua laki-laki di Edom. Tetapi Hadad melarikan diri bersama-sama dengan beberapa orang Edom dari pegawai-pegawai ayahnya, dan mengungsi ke Mesir; adapun Hadad itu masih sangat muda. Mereka berangkat dari Midian, lalu sampai ke Paran; mereka membawa beberapa orang dari Paran, lalu mereka sampai ke Mesir kepada Firaun, raja Mesir. Ia ini memberikan rumah kepada Hadad, menentukan belanjanya dan menyerahkan sebidang tanah kepadanya. Hadad demikian disayangi Firaun, sehingga diberikannya kepadanya seorang isteri, yakni adik isterinya sendiri, adik permaisuri Tahpenes. Lalu adik Tahpenes itu melahirkan baginya seorang anak laki-laki, Genubat namanya, dan Tahpenes menyapih dia di istana Firaun, sehingga Genubat ada di istana Firaun di tengah-tengah anak-anak Firaun sendiri. Ketika didengar Hadad di Mesir, bahwa Daud telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya dan bahwa panglima Yoab sudah mati juga, maka berkatalah Hadad kepada Firaun: "Biarkanlah aku pergi ke negeriku." Lalu bertanyalah Firaun kepadanya: "Tetapi kekurangan apakah engkau padaku ini, maka engkau tiba-tiba berniat pergi ke negerimu?" Jawabnya: "Aku tidak kekurangan apapun, namun demikian, biarkanlah juga aku pergi."[48]
  • Rezon bin Elyada, yang telah melarikan diri dari tuannya, yakni Hadadezer, raja Zoba. Ia mengumpulkan orang-orang, lalu menjadi kepala gerombolan. Ketika Daud hendak membunuh mereka, maka pergilah mereka ke Damsyik; mereka diam di sana dan di situlah mereka mengangkat Rezon menjadi raja. Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang umur Salomo; ia mendatangkan malapetaka sama seperti Hadad. Ia muak akan orang Israel dan menjadi raja atas Aram.[49]
  • Yerobeam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua, seorang janda, memberontak terhadap raja. Inilah alasannya, mengapa ia memberontak terhadap raja: Salomo mendirikan Milo, dan ia menutup tembusan tembok kota Daud, ayahnya. Yerobeam adalah seorang tangkas; ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf. Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, nabi Ahia, orang Silo itu, mendatangi dia di jalan dengan berselubungkan kain baru. Dan hanya mereka berdua ada di padang. Ahia memegang kain baru yang di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; dan ia berkata kepada Yerobeam:
"Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu 10 suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari segala suku Israel. Sebabnya ialah karena ia telah meninggalkan Aku dan sujud menyembah kepada Asytoret, dewi orang Sidon, kepada Kamos, allah orang Moab dan kepada Milkom, allah bani Amon, dan ia tidak hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, seperti Daud, ayahnya. Bukan dari tangannya akan Kuambil seluruh kerajaan itu; Aku akan membiarkan dia tetap menjadi raja seumur hidupnya, oleh karena hamba-Ku Daud yang telah Kupilih dan yang tetap mengikuti segala perintah dan ketetapan-Ku. Tetapi dari tangan anaknyalah Aku akan mengambil kerajaan itu dan akan memberikannya kepadamu, yakni sepuluh suku. Dan kepada anaknya akan Kuberikan satu suku, supaya hamba-Ku Daud selalu mempunyai keturunan di hadapan-Ku di Yerusalem, kota yang Kupilih bagi-Ku supaya nama-Ku tinggal di sana. Maka engkau ini akan Kuambil, supaya engkau memerintah atas segala yang dikehendaki hatimu dan menjadi raja atas Israel. Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu. Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya." Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam bangkit dan melarikan diri ke Mesir, kepada Sisak, raja Mesir, dan di Mesirlah ia tinggal sampai Salomo mati.[50]