Apakah yang dikatakan Alkitab tentang penciptaan berbanding evolusi?
Soalan: Apakah yang dikatakan Alkitab tentang penciptaan berbanding evolusi?
Jawapan: Jawaban ini bukan bermaksud hendak memberikan hujah sains dalam perdebatan di antara penciptaan dan evolusi. Bagi mendapatkan hujah-hujah sains yang menyokong kepada penciptaan dan hujah-hujah bantahan terhadap evolusi, kami sangat bersetuju dengan Answers in Genesis dan Institute for Creation Research. Tujuan penulisan ini adalah untuk meberikan penjelasan berdasarkan Alkitab mengapa perdebatan di antara penciptaan dan evolusi ini boleh wujud. Roma 1:25 menyatakan, “Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.”
Faktor utama dalam perdebatan ini adalah para saintis yang percaya kepada evolusi merupakan orang-orang yang tidak percaya kepada kewujudan Tuhan dan bersikap agnostik. Ada beberapa saintis yang berpegang kepada evolusi berTuhan dan yang lain berpegang kepada evolusi deistik (Tuhan wujud tetapi tidak terlibat dalam dunia,segala yang berlaku berjalan mengikut proses semulajadi). Terdapat juga beberapa orang yang bersungguh-sungguh dan secara jujur memperhati semua maklumat yang ada dan mengambil kesimpulan bahawa teori evolusi berpadanan dengan maklumat yang ada. Bagaimanapun ini bercakap tentang hanya sebilangan kecil daripada saintis yang berpegang kepada teori evolusi. Bahagian terbesar daripada saintis-saintis evolusi berkata kehidupan berkisar tanpa ada campurtangan daripada satu peribadi yang lebih tinggi. Definisi untuk evolusi adalah sains naturalistik.
Sekiranya atheisme itu benar, maka pasti ada penjelasan alternatif tentang bagaimana alam semesta dan kehidupan boleh wujud. Walaupun bentuk kepercayaan evolusi sudah ada sebelum Chralse Darwin, beliau merupakan orang pertama untuk menghasilkan satu model untuk proses evolusi yang boleh dipercayai . Darwin pada mulanya mengaku dirinya seorang Kristian tetapi beberapa musibah telah berlaku dalam hidupnya sehingga dia menyangkal iman Kristian dan kewujudan Tuhan. Evolusi telah dicipta oleh seorang yang tidak mempercayai kewujudan Tuhan. Darwin bukan bertujuan hendak membuktikan Allah itu tidak wujud tetapi itulah akhirnya yang telah diakibatkan oleh teori evolusi. Evolusi membuatkan orang tidak mempercayai kewujudan Tuhan. Para saintis evolusi mungkin saja tidak akan mengakui bahawa tujuan mereka adalah untuk memberikan penjelasan alternatif kepada asl-usul kehidupan sehingga memberikan dasar kepada atheisme. Namun, menurut Alkitab perkara itulah yang telah menyebabkan wujudnya teori evolusi ini.
Alkitab memberitahu kita, Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." (Mazmur 14:1; 53:2). Alkitab juga berkata orang-orang tidak mempunyai alasan untuk tidak percaya kepada Tuhan. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih (Roma 1:20). Menurut Alkitab, seseorang yang menyangkal kewujudan Allah adalah seorang bebal. Jadi mengapa ramai orang termasuk orang-orang Kristian yang bersedia menerima para saintis evolusi sebagai tidak berat sebelah sewaktu menafsir maklumat sains? Menurut Alkitab, semua mereka adalah bebal!! Kebebalan bukan bererti kekurangan kepintaran. Kebanyakan saintis evolusi adalah orang-orang yang sangat pintar dari segi intelek. Kebebalan menunjukkan kepada ketidakmampuan untuk menerapkan pengetahuan. Amsal 1:7 berkata, Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Para Saintis evolusi mengejek penciptaan dan reka bentuk pintar sebagai tidak bersifat sains dan tidak layak diberi pemeriksaan saintitifik. Menurut mereka, sesuatu itu mestilah dapat dikaji dan diuji barulah dapat diterima sebagai “sains”. Ia mestilah “naturalistik.” Definisi penciptaan adalah “supra alami.” Tuhan dan perkara-perkara supra alami tidak dapat diuji (begitulah hujah mereka); oleh sebab itu , penciptaan dan reka bentuk pintar tidak dapat dianggap sebagai sains. Tentu sekali evolusi juga tidak dapat dikaji dan diuji tetapi itu bukan isu bagi orang-orang evolusi. Ekoran daripada itu semua data telah ditapis melalui andaian awal, penerimaan awal teori evolusi, tanpa ada pilihan dan jalan lain yang boleh dipertimbangkan.
Bagaimanapun asal usul alam semesta dan kehidupan tidak dapat dikaji ataupun diuji. Kedua-dua penciptaan dan evolusi mendasarkan iman bila bercakap tentang asal-usul. Kedua-duanya tidak dapat diuji sebab kita bukannya dapat kembali ke berlaksa tahun yang sudah berlalu untuk memperhati asal-usul alam semesta dan kehidupan. Saintis-saintis evolusi menolak penciptaan pada dasar di mana mereka juga dapat ditolak. Dalam hubungan dengan asal-usul, evolusi tidak padan dengan definisi “sains” sama halnya dengan penciptaan. Evolusi dikatakan sebagai satu-satunya penjelasan asal usul yang dapat diuji maka dengan itu merupakan satu-satunya teori asal-usul yang dapat diterima sebagai “saintifik”. Ini adalah kebodohan! Saintis yang menyokong evolusi menolak teori asal usul yang dapat dipercayai tanpa dengan jujur memeriksa kebaikan-kebaikannya, sebab teori itu tidak dapat dipadankan dengan difinisi sempit yang ada pada mereka berkenaan “sains.”
Sekiranya penciptaan itu benar maka ada Sang Pencipta yang kepada-Nya kita dipertanggungjawabkan. Evolusi penyebab ketidakpercayaan kepada kewujudan Tuhan. Evolusi memberikan kepada orang-orang yang tidak mempercayai kewujudan Allah satu dasar untuk menjelas bagaimana kehidupan boleh wujud di luar Allah Pencipta. Evolusi menyangkal keperluan penglibatan Allah dalam alam semesta. Evolusi merupakan “teori penciptaan” bagi agama atheisme. Menurut Alkitab, pilihan adalah jelas. Kita dapat mempercayai Firman Allah kita yang mahakuasa dan mahatahu, atau kita dapat mempercayai penjelasan yang berat sebelah dan tidak, “saintitik” daripada orang-orang bodoh.
Artikel Penuntun - PENCIPTAAN
Nas : Kej 1:1Ayat: "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi."
ALLAH SANG PENCIPTA.
- 1) Di dalam Alkitab Allah dinyatakan sebagai Oknum yang tak
terbatas, kekal, ada dengan sendirinya dan menjadi Awal segala sesuatu
yang ada. Tidak pernah Allah tidak ada. Sebagaimana ditegaskan oleh
Musa, "Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia
diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama- lamanya
Engkaulah Allah" (Mazm 90:2).
Dengan kata lain, Allah sudah ada secara kekal dan tidak terbatas
sebelum menciptakan alam yang terbatas. Dia berada di atas, tidak
bergantung pada dan mendahului segala sesuatu yang tercipta di langit
dan di bumi
(lihat cat. --> 1Tim 6:16;[atau --> 1Tim 6:16]bd. Kol 1:16).
- 2) Allah juga dinyatakan sebagai Oknum berkepribadian yang menciptakan Adam dan Hawa "menurut ... rupa kita" (Kej 1:27; bd.
lihat cat. --> Kej 1:26).[atau --> Kej 1:26]Karena Adam dan Hawa diciptakan menurut rupa Allah, mereka dapat menanggapi dan bersekutu dengan Allah di dalam kasih dan secara pribadi.
- 3) Allah juga dinyatakan sebagai Oknum moral yang menciptakan
segala sesuatu baik dan karena itu tanpa dosa. Setelah Allah selesai
menciptakan dan memperhatikan hasil karya-Nya, dilihat-Nya bahwa
semuanya itu "sangat baik" (Kej 1:31). Karena Adam dan Hawa diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, mereka juga tanpa dosa
(lihat cat. --> Kej 1:26).[atau --> Kej 1:26]Dosa memasuki kehidupan manusia ketika Hawa dicobai oleh si ular, Iblis (Kej 3:1-24; bd. Rom 5:12; Wahy 12:9).
- 1) Allah menciptakan segala sesuatu di "langit dan di bumi" (Kej 1:1; bd. Yes 40:28; 42:5; 45:18; Mr 13:19; Ef 3:9; Kol 1:16; Ibr 1:2; Wahy 10:6).
Kata "menciptakan" (Ibr. _bara_) dipakai khusus sebagai kegiatan yang
hanya dapat dilakukan oleh Allah. Ini berarti bahwa pada saat tertentu,
Allah mengadakan benda dan zat yang belum pernah ada sebelumnya
(lihat cat. --> Kej 1:3).[atau --> Kej 1:3]
- 2) Alkitab menggambarkan ciptaan sebagai tidak berbentuk, kosong, dan ditutupi kegelapan (Kej 1:2). Ketika itu semesta alam dan bumi tidak memiliki bentuk teratur seperti sekarang ini. Semuanya masih kosong, tanpa makhluk hidup dan tidak ada terang. Setelah tahap permulaan ini, Allah menciptakan terang untuk menghalaukan kegelapan (Kej 1:3-5), menata semesta alam ini (Kej 1:6-13) dan memenuhi bumi dengan makhluk-makhluk hidup (Kej 1:20-28).
- 3) Metode yang dipergunakan Allah ketika menciptakan ialah kuasa Firman-Nya. Berkali-kali dinyatakan, "Berfirmanlah Allah ..." (Kej 1:3,6,9,11,14,20,24,26). Dengan kata lain, Allah bersabda hingga langit dan bumi ini menjadi ada; sebelum sabda kreatif Allah diucapkan, semua itu tidak ada (bd. Mazm 33:6,9; 148:5; Yes 48:13; Rom 4:17; Ibr 11:3).
- 4) Seluruh Trinitas, dan bukan hanya Bapa berperan dalam penciptaan.
- (a) Putra sendiri adalah Firman yang berkuasa yang dengannya Allah menciptakan segala sesuatu. Dalam prolog Injil Yohanes, Kristus dinyatakan sebagai Firman Allah yang kekal (Yoh 1:1). "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan" (Yoh 1:3). Demikian juga, Paulus menegaskan bahwa melalui Kristus "telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan ...; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia" (Kol 1:16). Akhirnya, penulis surat Ibrani dengan tegas sekali menyatakan bahwa oleh Anak-Nya Allah menciptakan alam semesta (Ibr 1:2).
- (b) Demikian pula, Roh Kudus mempunyai peranan aktif dalam karya penciptaan. Dia digambarkan sebagai "melayang-layang" di atas ciptaan, memelihara dan mempersiapkannya bagi kegiatan penciptaan Allah selanjutnya. Kata Ibrani untuk Roh (_ruah_) juga dapat diterjemahkan sebagai "angin" dan "nafas." Demikian, pemazmur mengakui peranan Roh ketika menyatakan, "Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas (_ruah_) dari mulut-Nya segala tentara-Nya" (Mazm 33:6). Roh Kudus juga terus terlibat dalam menopang ciptaan (Ayub 33:4; Mazm 104:30).
Allah memiliki maksud-maksud tertentu untuk menciptakan dunia.
- 1) Allah menciptakan langit dan bumi sebagai ungkapan kemuliaan, kemegahan, dan kuasa-Nya. Daud mengatakan, "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya" (Mazm 19:2; bd. Mazm 8:2). Dengan memandang seluruh alam tercipta ini -- dari cakrawala mahaluas dari semesta tercipta hingga keindahan dan tatanan alam -- kita mau tidak mau kagum akan kebesaran Tuhan Allah, Pencipta kita.
- 2) Allah menciptakan langit dan bumi untuk menerima kembali kemuliaan dan hormat yang layak diterima-Nya. Semua unsur alam -- mis. matahari dan bulan, pohon-pohon di hutan, hujan dan salju, sungai dan anak sungai, bukit dan gunung, hewan dan burung -- menyerukan pujian kepada Allah yang menciptakan mereka (Mazm 98:7-8; 148:1-10; Yes 55:12). Betapa Dia lebih menginginkan dan menantikan kemuliaan dan pujian manusia!
- 3) Allah menciptakan bumi supaya menyediakan sebuah tempat di mana maksud dan tujuan-Nya bagi umat manusia dapat digenapi.
- (a) Allah menciptakan Adam dan Hawa menurut rupa-Nya sendiri supaya manusia dapat mempunyai hubungan kasih pribadi secara abadi. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk tiga-unsur (tubuh, jiwa, roh), memiliki pikiran, perasaan dan kehendak agar dapat menanggapi-Nya dengan leluasa sebagai Tuhan dan menyembah serta melayani-Nya karena iman, kesetiaan, dan rasa syukur.
- (b) Allah demikian menginginkan hubungan yang intim ini dengan
umat manusia sehingga, ketika Iblis berhasil menggoda Adam dan Hawa
untuk memberontak dan tidak menaati perintah-Nya, Allah berjanji akan
mengutus seorang Juruselamat untuk menebus manusia dari dampak-dampak
dosa
(lihat cat. --> Kej 3:15).[atau --> Kej 3:15]Dengan cara ini Allah bisa memiliki umat milik-Nya sendiri yang akan menikmati, memuliakan dan hidup di dalam kebenaran dan kekudusan dengan Dia (Yes 60:21; 61:1-3; Ef 1:11-12; 1Pet 2:9).
- (c) Puncak dari maksud Allah dalam ciptaan tercatat di dalam kitab Wahyu di mana Yohanes melukiskan akhir sejarah dengan kata-kata ini, "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka" (Wahy 21:3).
Evolusi merupakan pandangan utama mengenai asal mula kehidupan dan alam semesta yang diajarkan di kalangan ilmuwan dan pendidik di dunia dewasa ini. Orang Kristen yang percaya Alkitab harus memperhatikan empat pertimbangan ini mengenai evolusi.
- 1) Evolusi merupakan rekayasa naturalistis untuk menerangkan asal mula dan perkembangan alam semesta. Pandangan ini bertolak dari anggapan bahwa tidak ada Pencipta ilahi dan berkepribadian yang menciptakan dan membentuk dunia; sebagai gantinya, segala sesuatu dijadikan melalui serangkaian peristiwa kebetulan selama berbiliun-biliun tahun. Penganut pandangan evolusi menuntut bahwa hipotesis mereka didukung oleh data ilmiah.
- 2) Ajaran evolusi tidak sungguh-sungguh ilmiah. Menurut metode ilmiah, semua kesimpulan harus dilandaskan pada bukti yang tidak dapat disangkal, hasil berbagai percobaan yang dapat diulangi di laboratorium. Tetapi, tidak ada dan tidak akan pernah ada cara untuk membuat percobaan guna menguji dan mendukung aneka teori tentang asal mula zat dari suatu permulaan yang bersifat "ledakan" atau tentang perkembangan bertahap makhluk hidup dari bentuk paling sederhana sampai kepada yang paling rumit. Oleh karena itu, evolusi merupakan hipotesis tanpa "bukti" ilmiah; karena itu, untuk menerimanya seorang harus percaya pada teori manusia. Sebaliknya, iman umat Allah adalah pada Tuhan dan penyataan terilham dari-Nya, yang menyatakan bahwa Dialah yang membuat segala sesuatu "terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat" (Ibr 11:3).
- 3) Tidak dapat disangkal bahwa perubahan dan perkembangan berbagai jenis makhluk hidup memang terjadi. Misalnya, ada beberapa jenis yang punah; pada pihak lain, kita kadang-kadang melihat munculnya keturunan baru dari jenis tertentu. Tetapi tidak ada bukti, bahkan dalam catatan geologis, yang mendukung teori bahwa satu jenis makhluk hidup berkembang dari jenis lain. Sebaliknya, bukti yang ada mendukung pernyataan Alkitab bahwa Allah menciptakan setiap makhluk hidup sesuai dengan "jenis masing-masing" (Kej 1:21,24-25).
- 4) Orang Kristen yang percaya Alkitab juga harus menolak teori yang bernama evolusi teistik. Teori ini menerima kebanyakan unsur dari kesimpulan teori evolusi naturalistis, hanya menambahkan bahwa Allah yang memulai proses evolusi. Teori semacam itu menyangkal penyataan Alkitabiah yang menganggap bahwa Allah berperanan aktif di dalam semua aspek penciptaan. Misalnya, setiap kata kerja dalam Kejadian satu bersubyek Allah, kecuali Kej 1:12 (yang memenuhi perintah Allah dalam ayat Kej 1:11) dan frasa yang muncul berkali-kali "jadilah petang dan jadilah pagi." Allah bukan pengawas pasif dari suatu proses evolusi; Dia merupakan Pencipta yang aktif dari segala sesuatu (bd. Kol 1:16).
Kisah Sebenarnya tentang Penciptaan
MILIARAN orang pernah membaca atau mendengar kisah
Alkitab tentang awal mula alam semesta. Kisah yang ditulis 3.500 tahun
lalu itu dimulai dengan kalimat yang terkenal, ”Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi.”
Namun, banyak orang tidak tahu bahwa para pemimpin
gereja, juga para penganut kreasionisme dan fundamentalisme, telah
mengubah kisah Alkitab tentang penciptaan ini menjadi berbagai cerita
yang tidak sesuai dengan kisah yang sebenarnya. Apa yang mereka
sampaikan juga bertentangan dengan fakta ilmiah. Akibatnya, banyak orang
akhirnya menganggap kisah penciptaan dalam Alkitab sebagai dongeng
belaka.
Banyak orang tidak mengetahui kisah Alkitab yang
sebenarnya tentang penciptaan. Ini sungguh disayangkan, karena Alkitab
justru memberikan penjelasan yang sangat logis dan bisa dipercaya
mengenai awal mula alam semesta. Selain itu, penjelasannya juga selaras
dengan temuan ilmiah. Ya, kisah Alkitab yang sebenarnya tentang
penciptaan mungkin benar-benar di luar dugaan Anda!
PENCIPTA YANG ABADI
Inti dari kisah Alkitab tentang penciptaan adalah:
Ada Pribadi yang Mahatinggi, Allah Yang Mahakuasa, yang menciptakan
segala sesuatu. Siapakah Dia, dan seperti apakah Dia? Alkitab mengatakan
bahwa Ia berbeda dari allah atau dewa-dewi yang dipercayai dalam
kebanyakan kebudayaan atau agama utama. Ia adalah Pencipta segala
sesuatu, tapi pada umumnya orang tidak tahu banyak tentang-Nya.
- Allah adalah pribadi yang nyata. Ia bukan kekuatan abstrak yang tidak punya kepribadian, yang mengembara di seluruh alam semesta. Ia punya perasaan, pikiran, dan tujuan.
- Kuasa dan hikmat Allah tak terbatas. Ini terlihat jelas pada rancangan yang luar biasa dari ciptaan-Nya, terutama makhluk hidup.
- Allah menciptakan semua unsur fisik. Jadi, Ia tidak mungkin terbuat dari unsur-unsur yang Ia ciptakan itu. Sebaliknya, Allah adalah pribadi roh.
- Allah tidak dibatasi oleh waktu. Dari dulu Ia sudah ada dan akan selalu ada. Jadi, tidak ada yang menciptakan Dia.
- Allah punya nama, yang disebutkan ribuan kali dalam Alkitab. Nama-Nya adalah Yehuwa.
- Allah Yehuwa menyayangi dan memperhatikan manusia.
BERAPA LAMA ALLAH MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA?
Alkitab menyatakan bahwa Allah menciptakan
”langit dan bumi”. Namun, pernyataan ini tidak menyebutkan berapa lama
atau bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Lalu, bagaimana dengan
kepercayaan kreasionisme bahwa Allah menciptakan alam semesta hanya
dalam enam kali 24 jam? Gagasan ini, yang ditolak oleh para ilmuwan,
muncul karena pemahaman yang salah tentang kisah penciptaan dalam
Alkitab. Perhatikan apa yang sebenarnya Alkitab katakan.
Alkitab tidak mendukung ajaran fundamentalisme dan kreasionisme bahwa satu hari penciptaan lamanya 24 jam harfiah
- Alkitab tidak mendukung ajaran fundamentalisme dan kreasionisme bahwa satu hari penciptaan lamanya 24 jam harfiah.
- Kata ”hari” dalam Alkitab sering memaksudkan berbagai periode waktu. Dan, ada beberapa periode waktu yang tidak diketahui berapa lamanya. Salah satu contohnya adalah kisah penciptaan di buku Kejadian.
- Dalam Alkitab, setiap hari penciptaan mungkin lamanya ribuan tahun.
- Allah sudah menciptakan alam semesta, termasuk planet Bumi yang masih kosong, sebelum Ia memulai enam hari penciptaan.
- Enam hari penciptaan tampaknya adalah jangka waktu yang panjang sewaktu Allah Yehuwa mempersiapkan bumi untuk dihuni manusia.
- Kisah penciptaan dalam Alkitab tidak bertentangan dengan fakta ilmiah mengenai usia alam semesta.
APAKAH ALLAH MENGGUNAKAN EVOLUSI?
Banyak orang yang tidak percaya Alkitab menganut
teori bahwa makhluk hidup muncul dari bahan kimia tak bernyawa, melalui
proses yang misterius dan acak. Menurut teori itu, sebuah organisme
yang seperti bakteri menggandakan diri dan berkembang menjadi semua
spesies makhluk hidup yang ada sekarang. Jadi, teori itu menyiratkan
bahwa tubuh manusia yang sangat luar biasa sebenarnya adalah hasil
evolusi dari sebuah bakteri.
Teori evolusi juga dipercayai oleh banyak orang
yang mengakui Alkitab sebagai firman Allah. Mereka percaya bahwa Allah
menciptakan beragam bentuk awal kehidupan, lalu memantau, dan mungkin
mengendalikan proses evolusi. Namun, bukan itu yang Alkitab katakan.
Kisah penciptaan dalam Alkitab didukung oleh fakta ilmiah bahwa dalam satu jenis makhluk hidup ada berbagai variasi
- Menurut Alkitab, Allah Yehuwa menciptakan jenis utama dari tumbuhan dan binatang. Ia juga menciptakan pria dan wanita yang sempurna yang bisa mengenal dirinya sendiri, mengasihi, berpikir, dan bersikap adil.
- Jenis binatang dan tumbuhan yang Allah ciptakan telah mengalami perubahan dan menghasilkan variasi dalam tiap jenis utamanya. Sering kali, bentuk fisik yang dihasilkan dalam satu jenis bisa sangat beragam.
- Kisah penciptaan dalam Alkitab didukung oleh fakta ilmiah bahwa dalam satu jenis makhluk hidup ada berbagai variasi.
CIPTAAN MEMPERLIHATKAN PENCIPTANYA
Biolog Inggris Alfred Russel Wallace, yang hidup
pada pertengahan 1800-an, menyetujui teori Charles Darwin tentang
evolusi melalui seleksi alam. Tapi, evolusionis yang terkemuka ini konon
berkata, ”Bagi mereka yang punya mata untuk melihat dan pikiran untuk
merenung, jelas bahwa dalam sel yang terkecil, dalam darah, di seluruh
bumi, dan di seluruh alam semesta . . . , ada arahan yang sangat
terencana; dengan kata lain, ada Pribadi yang cerdas.”
Hampir dua ribu tahun sebelum Wallace, Alkitab
sudah memberi tahu, ”Sebab sifat-sifat [Allah] yang tidak kelihatan,
yaitu kuasanya yang kekal dan Keilahiannya, jelas terlihat sejak
penciptaan dunia, karena sifat-sifat tersebut dipahami melalui
perkara-perkara yang diciptakan.” (Roma 1:20)
Cobalah luangkan waktu untuk merenungkan rancangan yang menakjubkan di
alam, mulai dari rumput sampai benda langit yang tak terhitung
banyaknya. Dengan mengamati ciptaan, Anda bisa menyadari bahwa Pencipta
itu ada.
Anda mungkin bertanya, ’Kalau memang ada Allah
pengasih yang menciptakan segala sesuatu, kenapa Ia membiarkan
penderitaan? Apakah Ia menelantarkan ciptaan-Nya? Seperti apa masa depan
kita?’ Alkitab berisi banyak kisah lain yang terkubur oleh gagasan
manusia dan ajaran agama. Akibatnya, kebenaran tersembunyi dari banyak
orang. Penerbit majalah ini, Saksi-Saksi Yehuwa, akan dengan senang hati
membantu Anda memeriksa kebenaran Alkitab yang murni dan belajar lebih
banyak tentang Sang Pencipta serta masa depan umat manusia.
No comments:
Post a Comment