Read more: http://www.indosoftgame.blogspot.com/2012/07/cara-memasang-tv-online-di-blogger.html#ixzz3UbjuB2UW
Under Creative Commons License: Attribution
Follow us: @BangProHi on Twitter | IndoSoftGame on Facebook
Monday, 10 November 2014
NABI SALOMO
Cerita 63: Salomo Raja yang Bijaksana
SALOMO masih belasan tahun ketika ia
menjadi raja. Ia mencintai Yehuwa, dan ia menuruti nasihat bagus yang
diberikan kepadanya oleh Daud ayahnya. Yehuwa senang kepada Salomo, dan
karena itu pada suatu malam Ia berkata kepada Salomo dalam mimpi,
’Salomo, apa yang kauinginkan untuk Kuberikan kepadamu?’
Mendengar ini Salomo menjawab, ’Yehuwa, Allahku, aku masih sangat muda
dan aku tidak tahu bagaimana mestinya memerintah. Maka kiranya Engkau
memberikan hikmat untuk memerintah umat-Mu dengan cara yang benar.’
Yehuwa senang akan apa yang diminta oleh Salomo. Maka Ia berkata,
’Karena engkau telah meminta hikmat dan bukan umur panjang atau
kekayaan, maka Aku akan memberikan kepadamu hikmat yang lebih banyak
daripada yang pernah dimiliki oleh siapa saja yang pernah hidup. Tapi
aku juga akan memberikan kepadamu apa yang tidak kau minta, yaitu
kekayaan dan kemuliaan.’
Tidak lama kemudian dua wanita datang
kepada Salomo. Mereka mengalami kesulitan yang sukar diatasi. ’Wanita
ini dan aku tinggal di rumah yang sama,’ seorang dari keduanya
menjelaskan. ’Aku melahirkan anak lelaki, dan dua hari kemudian ia juga
melahirkan bayi lelaki. Lalu pada suatu malam bayinya meninggal. Tetapi
ketika aku sedang tertidur, ia menaruh anaknya yang sudah mati di
dekatku dan mengambil bayiku. Ketika aku terbangun dan melihat anak yang
mati itu, aku tahu bahwa itu bukan anakku.’
Mendengar ini
wanita yang lain itu berkata, ’Tidak! Anak yang hidup itu saya yang
punya, dan yang mati itu anaknya!’ Wanita yang pertama menjawab, ’Tidak!
Anak yang mati itu kau punya, dan yang hidup itu aku punya!’ Begitulah
kedua wanita itu bertengkar. Apa yang akan dilakukan oleh Salomo?
Ia menyuruh diambilkan pedang, dan ketika pedang itu sudah ada, ia
berkata, ’Penggallah bayi yang hidup itu menjadi dua, dan berikan
separuh kepada masing-masing wanita ini.’
’Jangan!’ teriak ibu
yang sebenarnya dari bayi itu. ’Mohon jangan dibunuh bayi itu.
Berikanlah kepadanya!’ Tapi wanita yang lain berkata, ’Jangan berikan
kepada siapa pun; penggallah.’
Akhirnya Salomo berbicara, ’Jangan bunuh anak itu! Berikanlah kepada
wanita yang pertama. Dialah ibunya yang sebenarnya.’ Salomo tahu hal
ini sebab ibu yang sebenarnya mencintai bayi itu sampai-sampai ia rela
memberikannya kepada wanita yang lain supaya anak itu tidak dibunuh.
Ketika rakyat mendengar bagaimana Salomo mengatasi kesulitan itu, mereka
bersukacita mendapat raja yang begitu bijaksana.
Selama
pemerintahan Salomo, Allah memberkati bangsa itu. Tanah mereka
menumbuhkan banyak sekali gandum dan jelai, buah anggur dan ara serta
makanan lainnya. Rakyat memakai pakaian yang bagus dan tinggal di rumah
yang bagus. Setiap orang mempunyai lebih dari cukup.
1 Raja 3:3-28; 4:29-34.
Pertanyaan
Pertanyaan apa yang diajukan Yehuwa kepada Salomo, dan apa jawabannya?
Karena Yehuwa senang dengan apa yang Salomo minta, apa yang Ia janjikan kepadanya?
Problem sulit apa yang diajukan dua wanita kepada Salomo?
Seperti yang terlihat pada gambar, bagaimana Salomo menyelesaikan problem itu?
Seperti apa pemerintahan Salomo, dan mengapa?
Pertanyaan tambahan
Bacalah 1 Raja-Raja 3:3-28.
Apa yang dapat dipelajari kaum pria yang diberi tanggung jawab dalam
organisasi Allah dewasa ini dari pernyataan Salomo yang sepenuh hati di
1 Raja-Raja 3:7? (Mz. 119:105; Ams. 3:5, 6)
Bagaimana
permintaan Salomo merupakan contoh yang baik mengenai hal-hal yang patut
kita doakan? (1 Raj. 3:9, 11; Ams. 30:8, 9; 1 Yoh. 5:14)
Cara
Salomo menangani perselisihan di antara dua wanita memberi kita
keyakinan apa sehubungan dengan pemerintahan di masa depan oleh Salomo
yang Lebih Besar, Yesus Kristus? (1 Raj. 3:28; Yes. 9:6, 7; 11:2-4)
Bacalah 1 Raja-Raja 4:29-34. Bagaimana Yehuwa menjawab permintaan Salomo untuk hati yang taat? (1 Raj. 4:29)
Mengingat upaya orang-orang untuk mendengar hikmat Salomo, bagaimana
seharusnya sikap kita terhadap mempelajari Firman Allah? (1 Raj. 4:29,
34; Yoh. 17:3; 2 Tim. 3:16)
No comments:
Post a Comment