tv

Read more: http://www.indosoftgame.blogspot.com/2012/07/cara-memasang-tv-online-di-blogger.html#ixzz3UbjuB2UW Under Creative Commons License: Attribution Follow us: @BangProHi on Twitter | IndoSoftGame on Facebook

Monday, 10 November 2014

AL-QUR'AN

BOROBUDUR ADALAH PENINGGALAN NABI SULAIMAN


Jika selama ini banyak ilmuwan-ilmuwan mengatakan bahwa negeri saba’ yang diceritakan dalam alquran itu berada di daerah yang sekarang adalah Yaman, maka menurut KH Fahmi Basya, negeri saba’ itu sebenarnya berada di Indonesia. Benarkah?
Dalam flying book itu KH Fahmi Basya mengungkapkan dengan bukti-bukti ilmiah bahwa candi borobudur bukanlah hasil kebudayaan hindu, sebagaimana kita ketahui selama ini. Candi borobudur sudah ada sejak lama, jauh sebelum hindu ada di nusantara ini. Berdasarkan penelitiannya, candi borobudur itu bahkan di bangun oleh nabi sulaiman dengan bantuan para jin pada jaman ketika nusantara belum berbentuk seperti sekarang, yaitu masih berupa daratan yang luas. Banyak data dan analisis yang dipaparkan dalam flying book itu sebagai bukti terhadap argumen ini.
Untuk mengetahui salah satu bukti argumen itu, sebelumnya ada baiknya kita mengetahui simbol lafadz bismillah. Simbol itu bisa dibuat dengan melukis sebuah 7 buah lingkaran sama besar yang salah satu lingkaran berada di tengah dan dikelilingi oleh 6 lingkaran lainnya.
Masing-masing lingkaran mewakili satu huruf pada lafadz bismillah yaitu ba, sin, mim, alif, lam, lam, dan ha’ . Jika keenam lingkaran di luar masing-masing titik pusatnya secara berurutan dihubungkan dengan garis kemudian lingkaran-lingakaran yang diluar itu dihapus, jadilah bentuk itu sebagai segi enam dengan lingkaran di tengahnya. Itulah simbol lafadz bismillah.
Sekarang mari kita amati salah satu kontur yang banyak terukir di batu-batu candi Borobudur. inilah kontur itu.
ternyata bentuk itu banyak sekali kita temukan pada batu-batu di candi Borobudur. Segi enam dengan lingkaran ditengahnya. Apakah arti bentuk itu? Ternyata simbol segi enam dengan lingkaran di bawahnya adalah simbol lafadz bismillah. Demikianlah salah satu bukti analisa yang disampaikan oleh KH Fahmi Basya dalam flying booknya.
Selain itu, dalam flying book tersebut juga diungkapkan secara ilmiah bahwa candi borobudur dahulunya bukan di tempat seperti yang sekarang, melainkan sempat mengalami pemindahan dengan kecepatan pemindahan melebihi kecepatan cahaya (60.000 kali). Hal ini mengakibatkan kontur candi borobudur mengalami peluruhan. Pemindahan candi ini sesuai cerita dalam alqur’an : “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS.An Naml:40)
Selama ini yang sering diungkapkan adalah bahwa pemindahan itu dari yaman ke palestina, namun sesungguhnya bukti nyatanya belum pernah ditemukan.
Lalu menurut penelitian KH Fahmi Basya, dimana letak candi Borobudur sebelum dipindahkan? Jawabannya adalah di kawasan candi boko yang terletak di kabupaten bantul. Di kawasan itu nampak bekas-bekas adanya candi besar. Namun, candi besar itu hilang, entah bagaimana hilangnya, yang jelas bukan karena hancur atau runtuh. Bahkan di kawasan candi boko ditemukan serpihan-serpihan sisa candi yang konturnya mirip dengan kontur candi borobudur. Hanya saja, kontur yang ada di kawasan candi boko ini tampak lebih jelas dibandingkan dengan kontur yang ada di candi borobudur. Hal ini disebabkan peluruhan yang terjadi akibat pemindahan dengan kecepatan 60.000 kali kecepatan cahaya tadi. (Lihat gambar)
Lebih jauh lagi KH Fahmi Basya membahas sisi lain dari candi borobudur, yaitu bahwa desain candi borobudur sangat kompleks dan memiliki makna yang dalam. Misalnya relief yang ada di dinding-dindingnnya, ukuran volume candi yang membentuk balok al quran ( 23x23x12 = 6348 = jumlah ayat dalam alqur’an berserta basmalah), bahkan bukti foto google art yang menunjukkan bahwa puncak candi membentuk sebuah sebuah garis lurus yang menghubungkannya dengan rukun syaam dan hajar aswad ka’bah. Dan banyak lagi fakta-fakta yang dikemukakan dalam flying book itu.
Nama saba’ sendiri, di dapat dari Alqur’an, dimana secara singkat Alqur’an (surat An Naml dan surat Saba’) menceritakan bahwa negeri saba’ dahulu merupakan sebuah negeri yang amat makmur, subur tanahnya dan maju bangsanya. Dalam negeri itu pernah hidup Nabi-Nabi terdahulu seperti nabi daud AS, Nabi Sulaiman AS, dan juga seorang ratu perempuan yang amat melegenda yaitu ratu Bilqis. Namun, negeri itu dimusnahkan oleh Allah SWT dengan sebuah banjir yang amat besar karena kemusyrikan bangsa di negeri itu, yaitu kereka melekukan ibadah menyembah matahari.
Sementara itu, dalam sebuah legenda yang sangat terkenal di dunia, konon pernah ada sebuah negeri yang karakteristiknya hampir mirip dengan yang diceritakan alqur’an itu. Negeri itu bernama negeri Atlantis. Negeri itu berada di sebuah daratan yang luas dan subur, dan dihuni oleh bangsa maju dan makmur, unggul dalam hal irigasi pertanian. Daratan luas itulah yang disebut sebagai benua Atlantis yang mana benua itu musnah pada jaman es. Seiring tenggelamnya daratan Atlantis, maka musnahlah negeri Atlantis yang begitu makmur itu.
Berdasarkan kemiripan kisah dalam Al Qur’an dan legenda yang berkembang di hampir sekuruh oenjuru dunia itu, bisa jadi, negeri saba’ yang dimaksudkan dalam Al Quran itu tak lain adalah negeri Atlantis yang dulu mendiami daratan Atlantis yang kini sudah musnah akibat banjir besar di jaman es. Benar atau tidaknya memeang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Selama ini hampir kebanyakan ilmuwan mengatakan bahwa negeri saba’ yang disebutkan dalam Alquran itu terletak di daerah Yaman, bahkan dalam banyak tafsir Al Quran pun mengatakan demikian. Namun, melalui ekspedisi dan penelitiannya, yang hasilnya dibuat dalam bentuk flying boook, KH Fahmi Basya menyimpulkan bahwa bukanlah daerah Yaman letak sebenarnya negeri Saba’ itu, melainkan ia berada di sebuah wilayah dengan pusatnya di pulau Jawa, dimana dahulu wilayah itu mencakup wilayah Indonesia dan masih merupakan sebuah daratan yang luas atau berupa sebuah benua. Berikut saya tuliskan 14 bukti yang dikemukakan oleh KH fahmi Basya yang mengungkapkan bahwa negeri saba’ dalam Al Qur’an itu bukan terletak di Yaman melainkan di Indonesia.
PERTAMA. Nama saba’ itu sendiri. “..dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.” (QS. 27:22). Di Indonesia ada nama dan tempat bernama saba’ (tempat pertemuan) dan ada tempatnya. sementara di Yaman tidak ada. Yang ada hanya sabuun(prasasti), tapi tidak ada a=nama tempat bernama saba’
KEDUA. Hutan saba’. “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah hutan (kebun) di sebelah kanan dan di sebelah kiri” (QS.34:14). Disebutkan terdapat hutan sebagai tanda kekuasaan (ayat). Allah menyebut sesuatu sebagai ayat maka berarti sesuatu tersebut tidak akan hilang dan tetap dapat di amati oleh manusia. Sebagaimana dalam QS 54.15 Allah menyebut kapal nabi nuh sebagai ayat dan itu kita temukan. Maka sesuai sebutan “ayat” itu seharusnya hutan itu juga bisa ditemukan atau pastilah hutan saba’ itu masih ditemukan. Kita bisa buka dalam kamus bahasa jawa kawi, HUTAN dalam bahasa jawa adalah WANA, dan SABA’ berarti PERTEMUAN. Jadi hutan saba’ itu ada di pulau jawa yaitu WANASABA=WONOSOBO Ada juga nama sleman yang berasal dari kata sulaiman. Sementara di Yaman tidak diketemukan nama-nama semacam itu.
KETIGA. Tempat bersujud (menyembah) kepada matahari. “Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah (bersujud kepada) matahari…”(QS. 27:24). Di Yaman tidak dijumpai tempat semacam itu, sementara di Indonesia tempat semacam itu ada yaitu di kawasan bukit candi Boko. Disana ada tempat yang digunakan untuk menyembah matahari yang berupa bangunan di atas bukit menghadap ketimur, ke arah matahari terbit.
KEEMPAT. Bangunan di lembah semut. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku …”(QS. 27:40). Di Yaman tidak ada bangunan semacam ini, tapi di Indonesia ada, yaitu candi Borobudur. candi Borobudur terletak di sebuah lembah, dan itulah lembah semut, lembah terindah di dunia.
KELIMA. Fakta pemindahan. Ada bekas stupa di candi Boko (36 km dari candi Borobudur), dimana tekstur bekas stupa itu sangat mirip dengan yang ada di candi borobudur. di Yaman tidak ada.
KEENAM. Sidrin qolil. “…sesuatu yang disebut sidrin Qolil”(qs. 34:16). Di indonesia sidrin qolil ini masih ada sampai sekarang, yaitu terdapat di candi Boko, sementara di Yaman tidak ada.
KETUJUH. Buah yang rasanya pahit, dan menjadi buah mulut (cerita rakyat). “…dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit…”(QS. 34:16). Di Indonesia ada buah yang rasanya pahit yaitu buah MAJAPAHIT, di Yaman tidak ada.
KEDELAPAN. Sisa banjir. “… Maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar…”(QS.34:16). Di Yaman disebutkan banjir ini disebabkan runtuhnya bendungan Ma’rib (sebesar bendungan situ gintung) tapi banjir yang semacam ini terlalu kecil untuk memusnahkan sebuah negeri. Tapi di Indonesia banjir itu ada yaitu banjir sangat besar yang menenggelamkan dataran/dangkalan sunda, mengakibatkan Indonesia terbagi menjadi banyak pulau. Fakta sejarah mengungkapkan bahwa dulu nusantara merupakan satu wilayah daratan yang luas sebelum menjadi wilayah kepulauan.
KESEMBILAN. Bukti bahwa negeri saba’ telah dihancurkan sehancur-hancurnya. “Maka kami jadikan mereka buah mulut dan kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.” (QS.34:19). Di Indonesia fakta jelas mengatakan bahwa wilayah nusan tara yang dulunya satu daratan, setelah banjir besar di jaman es terbagi menjadi 17.000 pulau. Dari 1 menjadi 17.000. dalam sejarah dunia belum pernah ada daratan yang karena suatu kejadian kemudian menyebabkannya terbagi menjadi 17.000 bagian. Inilah maksud dari dihancurkan sehancur-hancurnya. Semantara di Yaman tidak ada fakta semacam itu.
SEPULUH. “…Kami bataskan padanya perjalanan…”(QS.34:18). Setelah banjir besar, maka perjalana darat menjadi terbatas karena pulau-pulau dibatasi lautan. Sementara di Yaman tidak ditemukakan fakta ini.
SEBELAS. Jarak terbang ideal. “Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.”(QS.27:22). “Pergilah dengan (membawa) suratku ini”(QS.27:28) jarak pemindahan istana adalah sejauh jarak terbang burung (36 km). di Indonesia jarak ideal ini ada Yaitu jarak candi Borobudur-candi Boko. Sementara kalo di Yaman, jarak antara Yaman-Palestina terlalu jauh.
KEDUABELAS. “Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.” (QS.34:21). Jadi pastilah Allah memelihara negeri saba’ yang menjadi ayat (tanda kekuasaan) Nya itu. Di Yaman sudah tidak ada, sementara di Indonesia masih ada.
KETIGABELAS. Surat dari Nabi Sulaiman unutk ratu Balqis. “Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “bismillahirrahmaanirrahiim” (QS. 27:29-30). Di Indonesia ada bukti yang ditemukan di istana ratu boko berupa lempengan/plat emas bertuliskan bismillahirrahmaanirrahiim. Di Yaman tidak ada.
KEEMPATBELAS. Gedung yang tinggi. “Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).”(QS.34:13). Di Indonesia jelas ada yaitu candi borobudur, sedangkan di Yaman tidak ada.

Indonesia Negeri Saba yang Hilang?Indonesia Negeri Saba yang Hilang?

Istana Ratu Boko diduga Negeri Saba yang hilang (dok:Ilustrasi/Istimewa)
NEGERI Saba yang hilang di zaman Nabi Sulaiman dan digambarkan sebagai bagian dari surga yang ada di bumi, ternyata berada di Indonesia. Fakta mengejutkan itu disampaikan ahli matematika Islam KH Fahmi Basya Hamdi.

Melalui penelitian selama 33 tahun lebih, sejak 1979 hingga kini, penulis bukan hanya memaparkan tentang peninggalan Nabi Sulaiman yang agung. Tetapi merekonstruksi sejarah Nusantara.

"Alquran datang tidak hanya meluruskan ilmu tauhid dan akhlak manusia, tetapi juga meluruskan dunia kepurbakalaan kita," katanya seperti dikutip dalam buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman, cetakan ke-7, Januari 2014, terbitan Zaytuna.

Menurut penulis, ciri-ciri Negeri Saba yang pernah disinggahi Nabi Sulaiman dan tentaranya telah digambarkan dengan jelas dalam Alquran, melalui kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis. Kisah itu berawal saat Sulaiman pergi ke Yaman.

Saat berada di Yaman, Sulaiman meminta kepada burung hud-hud (sejenis belatuk) untuk mencari sumber air. Setelah lama disuruh dan tak kembali, bahkan setelah dipanggil, burung hud-hud akhirnya kembali.

"Aku telah terbang untuk mengintip dan berjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan," demikian kata burung hud-hud kepada Nabi Sulaiman. Pernyataan itu mengundang rasa penasaran Nabi Sulaiman.

Dilanjutkan burung hud-hud, saat sedang mencari sumber mata air, dia terbang jauh dan melihat satu negeri yang sangat indah. Negeri itu bernama Negeri Saba dan dipimpin oleh seorang raja perempuan yang dikenal dengan Ratu Balqis.

Istana yang dilihat oleh burung hud-hud itu, menurut Basya, berada di antara dua dukuh, yakni Dukuh Dawung dan Dukuh Sambireja, Desa Bokoharjo dan Desa Prambanan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia.

"Pemakaian istilah Ratu Boko dalam penelitian ini sekedar (untuk) mengenali tempat, karena tempat itu sekarang bernama Istana Ratu Boko, bukan untuk mengatakan bahwa Ratu Saba (atau Ratu Balqis) sama dengan Ratu Boko," sambung Basya.

Dilanjutkan burung hud-hud, Ratu Balqis dan pengikutnya bersujud menyembah matahari dan meninggalkan ibadat menyembah Allah. Dia dan pengikutnya juga telah disilapkan matanya oleh syaitan kepada perbuatan yang syirik.

Setelah mendengar keterangan burung hud-hud, Nabi Sulaiman marah besar. Sebab tidak ada Tuhan lain yang patut disembah, selain Allah. Kemudian dia menulis surat yang isinya meminta Ratu Balqis kembali ke jalan Allah.

Surat itu diberikan oleh burung hud-hud dan diterima Ratu Balqis. Penulis mengklaim, surat Nabi Sulaiman itu ditemukan, di dalam kolam Istana Ratu Boko, terbuat dari lempengan emas. Begitupun dengan tempat upacara menyembah matahari.

Mendapat surat Nabi Sulaiman, Ratu Balqis tidak langsung bertobat. Dia malah meminta pengawalnya untuk mengirimkan harta yang berlimpah ke istana Nabi Sulaiman. Pemberian itu dianggap sebagai penolakan atas ajakan kembali ke jalan Allah.

Nabi Sulaiman pun semakin berang dan memerintahkan kepada para pengikut Ratu Balqis untuk kembali ke Negeri Saba. Bahkan, Sulaiman mengancam akan menyerang Negeri Saba dengan bala tentaranya.

"Kami akan mendatangi mereka dengan angkatan tentara yang mereka tidak berdaya menentangnya, dan kami akan mengeluarkan mereka dari Negeri Saba dengan keadaan hina, menjadi orang-orang tawanan," kata Nabi Sulaiman.

Para pengikut Ratu Balqis pun kembali ke Negeri Saba dan menceritakan pengalamannya selama berada di istana Nabi Sulaiman. Mendengar cerita para pengikutnya, Ratu Balqis berniat mendatangi langsung Sulaiman.

Niat Ratu Balqis menemui Sulaiman ternyata sudah diketahui Sulaiman. Dia lalu memerintahkan kepada para pengawalnya, terdiri dari manusia, hewan dan jin, untuk membuat upacara penyambutan kedatangan Ratu Balqis.

"Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgahsananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri," kata Nabi Sulaiman kepada pengikutnya.

Di antara pengikutnya, dari bangsa jin menjawab sanggup. ”Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya, lagi dapat dipercaya," jawab Ifrit.

Pengikut Sulaiman lainnya, dari kalangan manusia yang berpikir menimpali. “Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip," terang pengikut Nabi Sulaiman dari kalangan manusia.

Sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip, singgahsana Ratu Balqis yang berada di Negeri Saba telah dipindah ke hadapan Nabi Sulaiman. Puji syukur atas nikmat Allah pun dipanjatkan oleh Nabi Sulaiman saat melihat pemandangan itu.

Akhirnya, datanglah Ratu Balqis menghadap Nabi Sulaiman. Kepada Ratu Balqis, Sulaiman memperlihatkan apa yang ada dihadapannya sebagai istana yang mirip dengan yang ada di Negeri Saba. Melihat itu Ratu Balqis terkejut.

Kemudian Nabi Sulaiman mempersilakan kepada Ratu Balqis masuk ke dalam istananya. Saat akan masuk, dia melihat air besar berada di lantai Istana Nabi Sulaiman. Dengan sigap, Ratu Balqis menyingkap kainnya hingga betisnya terlihat.

Ternyata, air yang dilihat Ratu Balqis pada lantai istana Nabi Sulaiman, adalah kaca. "Sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca," kata Sulaiman menjelaskan kepada Ratu Balqis yang keheranan.

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam," balas Ratu Balqis mengakui kebesaran Nabi Sulaiman.

Setelah mengalami langsung kebesaran Nabi Sulaiman dan merasakan nikmat Allah, Ratu Balqis akhirnya ikut menyembah Allah, dan meninggalkan upacara menyembah matahari di Negeri Saba. Akhirnya, mereka pun menikah.

Dari kisah tersebut, Basya menemukan sedikitnya 40 fakta lapangan yang menyebutkan Indonesia sebagai Negeri Saba yang hilang. Di antara fakta lapangan tersebut adalah:

Pertama, surat yang dikirimkan Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis di Negeri Saba. Surat itu ditemukan di kolam Istana Ratu Boko dan terbuat dari plat emas bertuliskan nama Tuhan yang paling tinggi.

Kedua adalah Istana Ratu Balqis yang dipindahkan Nabi Sulaiman ke istananya melalui kekuatan jin yang bekerjasama dengan manusia, dan hewan. Istana itu diyakini berada di kawasan Sleman, Jawa Tengah.

Ketiga adalah Istana Ratu Boko yang telah rusak. Menurut penulis, kerusakan itu bukan diperbuat oleh tangan-tangan manusia. Tetapi oleh tangan-tangan jin dan gaib. Hal itu terlihat dari bekas kerusakan pada batu di istana itu.

Keempat adalah tempat bersujud menghadap matahari di Istana Ratu Boko. Di tempat inilah burung hud-hud melihat Ratu Balqis dan pengikutnya sedang melakukan upacara menyembah matahari.

Kelima adalah tamatsil Ratu Bilqis sedang menyingsingkan kainnya ketika disuruh masuk ke Istana Nabi Sulaiman yang dia sangka air besar. Sejumlah fakta inilah yang melahirkan teori awal Indonesia negeri Saba yang hilang.

Fakta penguat Negeri Saba di Indonesia, dan bukan di Yaman adalah, hutan Saba di Wonosobo dan daerah Sleman yang diambil dari nama Nabi Sulaiman. Sementara di Yaman, hanya ada prasasti bertuliskan Sabum.

Begitupun tempat bersujud menghadap matahari yang hanya ditemukan di Istana Ratu Boko, bukan di Nyaman. Kemudian adalah surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Saba atau Ratu Balqis. Surat ini ada di Istana Ratu Boko, terbuat dari lempengan emas.

Sementara di Yaman, surat ini tidak pernah ditemukan. Terakhir adalah pemindahan Istana Ratu Balqis ke Kerajaan Nabi Sulaiman. Di Yaman, tidak ada bekas reruntuhan istana yang menunjukkan tanda-tanda adanya Istana Ratu Balqis.

Sedang di Istana Ratu Boko, reruntuhan itu masih terlihat hingga kini. Namun begitu, kebenaran atas penelitian tersebut dikembalikan kepada pembaca yang budiman. Kebenaran hanya milik Allah SWT.

No comments:

Post a Comment